Oleh: William. G. Carr
Penulis buku Yahudi Mengenggam Dunia
Para pemilik modal Yahudi internasional melihat tanda-tanda akan berakhirnya Perang Dunia II. Negara yang terlibat di dalamnya telah lumpuh, dan Stalin bertekad untuk mengadakan serbuan besar-besaran ke Eropa Barat sendiri, dan akan menyerbu Amerika untuk menghancurkan musuh dan memperluas sayap pengaruh Komunisme ke seluruh dunia.
Para tokoh militer dan sipil Amerika dan Eropa menyadari ancaman bahaya ini. Mereka memandang, bahwa untuk menghalangi jejak langkah Stalin, pertama-tama perang dengan Jepang harus di akhiri. Hal ini harus dibicarakan secara terbuka dengan Stalin. Akan tetapi, penyelesaian seperti itu dikhawatirkan akan merugikan pihak Konspirasi internasional. Akhirnya kekuatan terselubung ini mengambil jalan pintas, untuk menunjukkan kekuatan Barat yang mengerikan kepada Stalin, agar Stalin tidak berani mengadakan serbuan kepada Dunia Barat. Pilihan mereka jatuh pada Jepang untuk dijadikan kambing tebusan atau medan percobaan, tanpa memperhitungkan akibat dari senjata membinasakan yang baru pertama kali akan muncul saat itu, yaitu bom atom.
Protes beberapa perwira tinggi Amerika tentang penyelesaian masalah dengan cara barbar seperti itu untuk mencegah malapetaka tidak mendapat perhatian sama sekali. Bernard Baruch dan para pemilik modal Yahudi internasional telah berhasil menekan Presiden Roosevelt untuk menggunakan bom atom, meskipun jenderal Mac Arthur dan para tokoh nasional lainnya menentang penggunaan senjata itu. Maka tidak bisa dihindari lagi senjata jahanam itu jatuh yang pertama kali di kota Hiroshima, dan bom kedua jatuh di kota Nagasaki. Jepang segera menyerah kepada sekutu beberapa hari setelah jatuhnya bom atom itu. Setelah itu, propaganda besar-besaran segera beredar untuk memberikan justifikasi atas peristiwa biadab tersebut.
Kekalahan Jepang sebenarnya sudah tercium sebelum bom atom itu dijatuhkan Ini dikemukakan oleh jenderal Mac Arthur sendiri, sebagai panglima tertinggi pasukan Amerika Serikat di Timur Jauh.
Hal yang sama juga diucapkan oleh para perwira tinggi Amerika lainnya. Sumber inteligen yang lain menunjukkan adanya gejala, bahwa Jepang sudah mencoba berkali-kali untuk menyerah, dan bersedia memasuki meja perundingan damai, tetapi ditolak oleh pihak yang berniat menjatuhkan bom atom tersebut.
Jatuhnya bom atom telah mengakhiri Perang Dunia II. Dunia terbelah menjadi dua blok, yaitu Stalin dan dunia Barat, sesuai dengan perjanjian Teheran, Malta dan Potsdam. Dalam perjanjian itu, dunia dibagi menjadi wilayah pengaruh yang saling berhadapan, seperti yang terjadi akibat dari perjanjian Versailles.
Namun masalahnya tidak hanya berhenti di sini. Di samping itu ada pembicaraan rahasia antara para wakil pemilik modal internasional dan Stalin untuk mengungkapkan kondisi masing-masing pihak. Stalin saat itu sedang berada pada akhir masa kekuasaannya. Kekuatan atheisme yang diwakili oleh Komunisme belum tentu akan bisa terus berperan sebagai alat, setelah Stalin meninggal dunia. Di sisi lain, sendi-sendi yang telah dimasuki oleh agen-agen kekuatan terselubung bisa menjadi jalan mudah untuk menguasai negara itu beserta satelit-satelitnya.
Adapun bahaya yang mungkin datang dari Stalin sendiri terbatas pada masa usia Stalin yang telah lanjut tersebut. Maka harus dihindari jangan sampai Stalin melangkah ke kebinasaannya sendiri, sekaligus membinasakan harapan para pemilik modal internasional, di samping kehancuran global.
Stalin menganggap Komunisme Cina yang dipimpin oleh Mao Tse Tung sebagai sahabat alaminya, yang bisa membantu untuk mewujudkan ketamakan hegemoni internasionalnya. Apa lagi Cina punya potensi sangat besar dengan memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Demikianlah kepentingan kedua belah pihak antara Stalin dan para pemilik modal internasional telah bersekongkol terhadap musuh bersama mereka, yaitu pemerintahan nasional Chiang Kai Sek yang berusaha membangun kembali negeri Cina, dan membendung musuh yang datang dari dalam dan luar. Dengan terompet propaganda internasional yang ditiup oleh Konspirasi terhadap pemerintah Chiang Kai Sek, disertai dengan penyusupan kaki tangan asing ke dalam jaringan politik, pemerintah berhasil menyingkirkan tokoh nasional tersebut. Presiden Amerika sendiri, Truman telah bersikap membiarkan Cina jatuh ke tangan Komunis. Pada saat yang sama Stalin memberikan dukungan dan dana besar-besaran untuk kemenangan revolusi Komunis Cina.
Masalahnya berbeda dari situasi di mana-mana sebelumnya. Kesadaran bangsa-bangsa tentang bahaya kekuatan terselubung makin meningkat di berbagai negeri. Para tokoh internasional mulai memikirkan dan menyusun barisan untuk membendung laju tipu daya Konspirasi internasional. Dengan demikian, Konspirasi internasional akan mendapatkan kesulitan untuk melakukan langkah provokatif dan agitatif seperti terhadap bangsa, lalu, yang tidak berdaya menghadapinya. Maka berdirilah Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) sebagai lembaga internasional untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dunia secara damai, dengan prinsip moral yang bisa diterima. Sayangnya, kekuatan terselubung juga bisa menyelusup ke dalamnya, sebagaimana yang biasa dilakukan di masa-masa sebelumnya. Sejak berdirinya, PBB sering mengecewakan. Ini bisa dilihat dengan jelas tentang resolusi yang dikeluarkan, yang justru sering mendapat tantangan dari negara anggotanya sendiri, atau sering tidak mampu melaksanakan resolusi yang telah diputuskan secara adil.
Masyarakat internasional seharusnya menyadari apa yang sedang berjalan di PBB, dan segera berusaha menghentikan ulah kekuatan terselubung itu. Sulitnya ialah, bahwa PBB itu bukanlah segalanya bagi Konspirasi internasional. Timur Tengah, Timur Jauh, Amerika Latin dan negara-negara blok Barat dan Timur telah menjadi kancah pertikaian regional, dan dihadapkan kepada berbagai krisis yang tak terpecahkan. Untuk itu, propaganda yang serba menyesatkan diarahkan kepada mereka, agar pola pikir mereka dilayani oleh informasi yang keliru. Dunia kita saat ini sedang menyaksikan perkembangan mendasar dan menyeluruh di seluruh dunia, yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Gelombang kedzaliman dan atheisme telah meluas sampai ke negara kecil mana pun di belahan bumi ini. Kekuatan Konspirasi terus bermain dalam usahanya mengeksploitasi kemiskinan dan pengalaman bangsa-bangsa kecil itu, yang akhirnya akan dikuasai, baik secara langsung atau pun tidak langsung.
Perubahan mendasar secara mencolok telah terjadi di Rusia sejak wafatnya Stalin. Negara-negara bagian berusaha keras untuk melepaskan diri dari cengkeraman Komunisme, setelah rahasia politik dan taktik kotor yang dipakai Stalin terungkap oleh bangsa Rusia sendiri. Di Amerika pun terjadi perkembangan untuk memahami masalah yang dihadapi oleh bangsa sedunia, yaitu menghindari perang, memperbaiki kondisi politik Amerika, mencari jalan penyelesaian tentang diskriminasi rasial, dan meningkatkan kewaspadaan umum tentang bahaya Konspirasi internasional. Perkembangan itu masih terus berlanjut dalam kehidupan bangsa Amerika.
Tidak diragukan lagi, dunia tengah bertanya-tanpa mengenai peran Konspirasi dalam perkembangan yang bakal terjadi di masa mendatang. Kita pun yakin, bahwa nasib hari esok bukanlah berada di tangan makhluk tertentu, melainkan milik Tuhan sendiri. Kita perlu membandingkan masa lalu dan sekarang, lalu menarik kesimpulan umum berdasarkan studi sejarah. Mungkin pada tahuntahun mendatang akan terungkap hakikat Konspirasi lewat berbagai peristiwa yang terjadi. Kemungkinan besar berbagai peristiwa itu akan bisa mengalihkan orientasi dunia yang sekarang sedang kita hadapi, dan hakikat Konspirasi tidak
lagi merupakan realitas asing bagi setiap orang, dan akan menunjukkan sebagai kekuatan yang punya tujuan menghancurkan bangsa-bangsa, baik dari dalam maupun dari luar. Kita harus berusaha menguasai mereka sedikit demi sedikit secara ideologis, sosial dan ekonomis. Saat itu kekuatan Konspirasi akan terang-terangan menghantam keyakinan agama samawi, di samping menghancurkan para tokoh agama dan pembela moral yang berdiri tegak menghadang jejak langkah Konspirasi.
Mudah-mudahan sajian buku ini menjadi peringatan tentang bahaya Konspirasi Zionisme internasional yang tanpa henti melakukan persekongkolan terhadap umat manusia di balik kedok yang bermacammacam. Informasi dan bukti-bukti yang disajikan buku ini telah membuka rahasia tentang propaganda atheisme materialis atau faham yang sejalan dengannya, di samping juga membeberkan para tokoh dan kaki tangan yang dipakai untuk mengeruhkan situasi, dan merusak serta memerangi ajaran agama samawi. Dunia harus menyadari, bahwa kekuatan terselubung sedang mempersiapkan diri untuk menyalakan api Perang Dunia III. Perang ini seandainya benar-benar terjadi akan merupakan malapetaka yang paling dahsyat bagi umat manusia sepanjang sejarah, dan merupakan akhir tujuan Konspirasi. Maka tidak ada kekuatan lagi yang berani melawannya, kecuali kekuatan yang berlandaskan aqidah yang membaja.
Bangsa sedunia wajib memusatkan perhatian kepada bahaya yang mengancam. Kita harus mewaspadai setiap gejala yang bisa menyeret dunia menuju meletusnya Perang Dunia III. Kita harus punya sikap konsisten untuk menentang siapa saja yang menimbulkan perang dan pergolakan.
Penyebarluasan propaganda atheisme harus dicegah dan ditangkal secara frontal. Umat manusia harus ingat, bahwa kehancuran dan malapetaka adalah akibat benturan-benturan yang menyulut perang dan pergolakan. Sedang sejarah telah berbicara, bahwa satu-satunya pihak yang bertanggung jawab adalah para pialang perang atau dengan kata lain, para tokoh Yahudi internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar