REPUBLIKA.CO.ID, Dampak dari perilaku hidup yang tak sehat mungkin tidak
langsung terlihat di usia muda. Namun, masalah kesehatan akibat
perilaku yang tak sehat biasanya mulai muncul ketika memasuki usia
40-an. Salah satunya adalah masalah kesehatan kardiovaskular.
"Beberapa faktor risiko penyakit jantung benar-benar mulai meningkat
pada (usia) 40-an," ungkap Direktur Eksekutif Program Intervensi
Kardiovaskular Brigham and Women's Hospital Heart and Vascular Centre
sekaligus profesor dari Harvard Medical School Deepak Bhatt MD, seperti
dilansir
NetDoctor.
Beberapa faktor risiko yang
cenderung meningkat ketika mencapai usia 40-an adalah tekanan darah
tinggi, kolesterol tinggi, obesitas dan diabetes. Meski cenderung
meningkat, faktor-faktor risiko penyakit jantung ini bisa dicegah dengan
cara menerapkan pola hidup yang baik, jauh sebelum memasuki usia 40-an.
Demi
jantung yang sehat, Bhatt mengatakan setidaknya ada enam hal buruk yang
perlu diubah sebelum mencapai usia 40 tahun. Berikut ini adalah keenam
hal tersebut.
Kenaikan Berat Badan
Sesaat
memasuki usia 40 tahun, seseorang cenderung lebih berisiko terhadap
penambahan berat badan dan pelebaran lingkar pinggang. Hal ini biasanya
dipengaruhi oleh sistem metabolisme tubuh yang mulai melambat. Lingkar
pinggang yang besar tentu berpengaruh terhadap peningkatan risiko
penyakit jantung.
Sebelum mencapai usia 40 tahun, ada
baiknya seseorang mulai membiasakan diri untuk menimbang berat badan
secara berkala. Penimbangan berat badan secara rutin sangat efektif
dalam mengendalikan berat badan dan mencegah kenaikan berat badan.
Pengecekan berat badan sebaiknya dilakukan setelah pagi hari sebelum
makan atau sebelum mandi.
Bhatt mengatakan fluktuasi berat
badan dalam satu hari cenderung normal. Yang terpenting adalah
pengukuran berat badan dilakukan secara konsisten pada jam yang sama di
pagi hari. Modifikasi pola makan perlu dilakukan jika berat badan
cenderung meningkat dalam satu minggu.
Porsi Makan Besar
Porsi
makan termasuk hal yang perlu diperhatikan sejak dini agar tak terbiasa
mengonsumsi terlalu banyak kalori. Porsi makan yang terlalu banyak
dapat menyebabkan peningkatan berat badan secara bertahap namun
signifikan. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegah ini adalah
menghindari dorongan untuk menambah porsi makan.
Jenis
makanan yang dikonsumsi dalam satu sajian juga harus beragam dan
seimbang. Bhatt mengatakan porsi protein dalam satu kali makan sebaiknya
sebesar kepalan tangan. Sedangkan sajian gandum sebaiknya hanya sebesar
bola tenis dalam satu kali makan.
"Sajian sayur sebaiknya sebesar bola baseball (satu cangkir dalam satu kali makan)," jelas Bhatt.
Konsumsi
lemak juga perlu dibatasi dengan seksama, misalnya mentega hanya satu
sendok teh atau minyak zaitun hanya satu sendok makan dalam satu kali
makan. Yang terpenting adalah makan ketika lapar dan tidak makan dalam
porsi berlebih.
"Tetap berpegang pada opsi rendah kalori seperti buah dan sayur," lanjut Bhatt.
Menghindari Interaksi Sosial
Isolasi sosial dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan jantung di usia tua. Penelitian dalam jurnal
Heart
pada 2016 lalu mengungkapkan bahwa rasa kesepian dan isolasi sosial
memiliki sama buruknya dengan rokok dalam hal kesehatan jantung.
Kurangnya hubungan sosial bahkan dikatakan dapat meningkatkan risiko
penyakit jantung hingga 29 persen.
Untuk ini, hubungan
pertemanan sebaiknya tetap terjaga dan terpelihara sejak dini. Hal ini
penting untuk diperhatikan karena umumnya laki-laki menjelang usia 40-an
cenderung kehilangan kontak dengan teman-teman mereka.
"Hidup
lebih baik ketika Anda memiliki orang-orang untuk berbagi keberadaan
Anda," ungkap ahli kardiologi sekaligus profesor dari Langone Health di
New York University, Richard Stein MD.
Berolahraga Terlalu Berat di Gym
Waktu
olahraga yang ideal adalah 30-45 menit per hari, sebanyak tiga hingga
empat kali per minggu. Melakukan olahraga berintensitas berat dengan
frekuensi yang terlalu banyak justru dapat memberi dampak buruk bagi
jantung, khususnya di kemudian hari.
Olahraga sebaiknya
dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh dan secara terstruktur. Pemanasan
dan pendinginan baik sebelum maupun setelah olahraga sebaiknya tidak
diabaikan. Jalan kaki atau peregangan bisa menjadi ide yang baik untuk
pemanasan sebelum olahraga.
Mengabaikan Stres
Stres
merupakan hal yang tak mungkin dihindari dalam hidup. Tapi setiap orang
memiliki dua pilihan ketika menghadapi stres, yaitu memberi respon yang
baik atau tidak baik. Stres akan berdampak buruk bagi kesehatan jantung
di masa mendatang jika seseorang tidak melakukan apapun untuk
mengeliminasi atau mengendalikan stres.
"Bagaimana Anda bereaksi terhadap stres akan membuat perbedaan besar," ujar Bhatt.
Meditasi
merupakan salah satu opsi yang bisa dilakukan untuk mengendalikan
stres. Baik dengan ataupun tanpa sentuhan spiritual, Bhatt mengatakan
meditasi dapat membantu seseorang untuk memberi reaksi yang sehat
terhadap stres.
Tak Lepas dari Rokok
Bukan
rahasia jika merokok dapat memberi dampak negatif bagi kesehatan,
termasuk kesehatan jantung. Karena itu, kebiasaan merokok sebaiknya
dihentikan sejak jauh-jauh hari, sebelum memasuki usia 40-an.
Berhenti
merokok memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, kunci
keberhasilan dari berhenti merokok adalah terus berusaha dan mencoba
untuk berhenti. Stein mengatakan rata-rata perokok dapat berhenti
merokok setelah mencoba berhenti sebanyak tujuh hingga 10 kali. Agar
lebih mudah, perokok bisa meminta bantuan dokter agar bisa terlepas dari
kecanduan rokok.
"Merokok tak diragukan lagi merupakan salah satu hal terburuk yang bisa Anda lakukan untuk jantung Anda," jelas Stein.