Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah “phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.
Phobia bisa menghambat kehidupan orang yang mengidapnya.Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Phobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan “bahasa” antara pengamat phobia dengan seorang pengidap phobia. Pengamat phobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap phobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti KECOA atau CECAK. Sementara dibayangan mental seorang pengidap phobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Phobia merupakan suatu mekanisme pelarian diri dari konflik-konflik bathiniah dari jiwa seseorang. Mungkin ada sekitar 80 atau bahkan 100 macam phobia yang dikenal orang sekarang. Phobia- phobia itu menyebabkan timbulnya ketakutan yang absurd dan tak masuk akal. Biasanya phobia-phobia tersebut berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang terpendam, yang ditekan dalam-dalam dan dilupakan.
Phobia-phobia itu dipandang sebagai emosi-emosi substitusi dan seringkali disebut neurosis yang ditekan (repressed neuroses). Ketakutan itu menimbulkan sesuatu hal yang tak menyenangkan dan telah ditekan dalam lubuk jiwa kita. Dengan kata lain phobia itu punya fungsi tertentu, yaknimenyembunyikan atau mengalihkan suatu rasa takut yang seluruhnya berbeda yaitu rasa takut yang pernah sangat menyakitkan kesadaran kita. Jadi phobia merupakan suatupelarian diri dari sejumlah konflik psikis dari dalam diri kita. Rasa takut akan guruh dan halilintar mungkin dapat menunjukkan adanya ketakutan pada suara ayah yang galak dan suka marah-marah.
Ketakutan-ketakutan atau distorsi emosional itu dapat ditelusuri kembali kedalam pengalaman-pengalaman semasa kecil kita yang telah terpendam. Pengalaman-pengalaman yang ditekan ini menimbulkan kecemasan kronis dan tekanan batin yang hebat. Kecemasan tersebut disalurkan melalui saluran-saluran fisik dan pada waktunya nanti akan semakin memperburuk phobianya. Jika sudah terjadi seperti itu maka ‘lingkaran setan’ terus muncul tanpa berkesudahan.Yang akhirnya akan terus menerus membuat ‘sakit’.
Sesederhana apa pun, jangan anggap remeh phobia. Karena tidak cuma akan mengganggu aktivitas dan kehidupan sosial, tapi phobia juga bisa membahayakan jantung! Serangan jantung dan stroke bisa datang karena cemas berlebihan dan jantung yang berdebar-debar terlalu sering..
Jenis-jenis Phobia
Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:
1. Phobia sederhana atau spesifik ( Phobia terhadap suatu obyek / keadaan tertentu ) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.
2. Phobia sosial ( Phobia terhadap pemaparan situasi social ) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.
3. Phobia kompleks ( Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum / mall ) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.
Penyebab Phobia
Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan ke dalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.
Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia ( takut mati ), dll.
Ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sbb:
1. Hypnotheraphy : Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia. Yang dilakukan hipnoterapiuntuk mengatasi phobia adalah dengan mengkondisikan gelombang otak klien pada gelombang alfa atau theta dan menjaganya pada gelombang tersebut. Ketika klien berada pada gelombang alfa atau theta, maka semua memori yang pernah terjadi pada diri klien mulai dari janin sampai dia dewasa dapat diakses atau diingat kembali. Betul, itulah kehebatan pikiran bawah sadar kita yang mampu merekam semua kejadian/peristiwa yang pernah kita alami.
Dengan begitu kita dapat mengetahui kapan pertama kali klien mengalami kejadian yang membuatnya phobia. Dengan mengetahui pemicu pertamakalinya klien mengalami phobia, maka hal ini dapat diatasi dengan mudah. Jadi jelas, bahwa hipnoterapi membantu untuk membebaskan dari belenggu phobia yang telah mengganggu dengan cara yangAMAN dan ALAMI.
2. Flooding : Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.
3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.
4. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.
5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar