Banyak penderita serangan jantung tidak memiliki faktor risiko tradisional, seperti hipertensi, diabetes, peningkatan kadar kolesterol, merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan faktor keturunan. Buruknya kebersihan rongga mulut ditengarai sebagai faktor risiko terkait berbagai kejadian kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke.
Bakteri di rongga mulut yang sering menimbulkan infeksi katup jantung adalah Streptococcus viridan
Mulut bisa menjadi bagian yang paling kotor di tubuh kita. Hampir 700 jenis bakteri ada di dalam rongga mulut. Ada berbagai tipe penyakit jantung dengan faktor risiko sendiri-sendiri.
Terkait kebersihan rongga mulut, para peneliti menemukan penderita penyakit jantung koroner (PJK) dengan infeksi di rongga mulut memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi mengalami serangan jantung.
PJK adalah penyempitan pembuluh darah/arteri koroner akibat tumpukan lemak, kolesterol, dan kalsium di dinding arteri (plak atheroma).
Salah satu pertanda penyakit gusi adalah perdarahan gusi, terutama saat menyikat gigi atau membersihkan gigi dengan benang gigi. Bila jaringan pada gusi cedera, bakteri akan mudah masuk ke aliran darah secara langsung dari rongga mulut. Bila bakteri yang masuk ke sirkulasi darah kontak dengan plak (timbunan kolesterol di dinding arteri), terjadi pembentukan gumpalan darah, bahkan terjadi proses awal atherosklerosis.
Mekanisme
Berbagai teori mengaitkan penyakit gusi dengan PJK. Hal itu berawal dari proses peradangan gusi. Peradangan merangsang pembentukan plak atheroma. Protein bakteri yang dapat mengawali proses pembentukan plak adalah heat shock proteins (HSP). Protein ini bekerja sebagai molekul pendamping, yaitu berfungsi menstabilkan protein lain, melipat dan membantunya untuk melewati membran sel.
Karena HSP juga diproduksi manusia dan bakteri, sistem kekebalan tubuh tidak mampu membedakan antara HSP dari tubuh sendiri dan dari bakteri.
Ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh akan menyerang proteinnya sendiri. Selanjutnya sel darah putih (makrofag) akan ”memakan” protein itu. Rentetan proses inflamasi di dinding pembuluh darah dapat merangsang timbulnya atherosklerosis.
Analisis dari plak atheroma di dinding arteri koroner yang diambil saat tindakan angioplasti membuktikan adanya sel darah putih yang disebut sel T.
Dengan demikian, tidak peduli betapa prima fisik Anda, bila rongga mulut tidak bersih, Anda berpotensi mengalami masalah kesehatan serius seperti serangan jantung atau stroke.
Protein tertentu pada bakteri membuat platelet (keping darah) mudah saling melekat, sebagai awal proses pembentukan bekuan darah. Bila telah terbentuk bekuan darah yang cukup besar, berpotensi menyumbat pembuluh darah. Bila sumbatan terjadi di pembuluh darah jantung akan menyebabkan serangan jantung, dan bila menyumbat pembuluh otak akan terjadi stroke.
Tidak hanya PJK, infeksi rongga mulut juga bisa menimbulkan infeksi katup jantung. Pasien dengan kelainan katup jantung, berupa penyempitan atau bocor, mudah mengalami infeksi pada berbagai komponen katup jantung (endokarditis).
Bakteri di rongga mulut yang sering menimbulkan infeksi katup jantung adalah Streptococcus viridan. Masuknya bakteri dari rongga mulut ke dalam aliran darah memudahkan kuman mencapai bagian abnormal di rongga jantung. Kuman bisa membentuk koloni yang makin membesar, disebut vegetasi. Pertumbuhan kuman menimbulkan kerusakan yang makin parah pada katup jantung.
Vegetasi kuman juga dapat merangsang pembentukan bekuan darah yang menimbulkan masalah serius, seperti sumbatan disertai infeksi kuman ke otak sehingga terjadi stroke dan radang otak, kerusakan organ lain seperti ginjal, paru, dan kelainan irama jantung.
Identifikasi kuman
Para peneliti mengidentifikasi kuman patogen yang berkaitan dengan penyakit infeksi gusi, yaitu bakteri Tannerella forsythensis dan Prevotella intermedia, dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung.
Berbagai penelitian menyimpulkan, jumlah bakteri secara keseluruhan, tanpa mempertimbangkan jenis bakteri, memegang peran lebih penting terhadap kesehatan jantung. Inilah salah satu alasan upaya mencegah infeksi gusi dan meminimalkan jumlah bakteri di rongga mulut amat penting.
Hasil penelitian Scottish Study menunjukkan pentingnya sikat gigi tiap kali setelah makan. Penelitian yang melibatkan 11.000 orang dewasa memperlihatkan, orang yang hanya melakukan sikat gigi sekali sehari mengalami peningkatan 70 persen risiko menderita penyakit jantung dibanding dengan orang yang melakukan sikat gigi sekurangnya dua kali sehari.
Pada pengamatan selama 8 tahun terjadi kejadian kardiovaskular (stroke dan serangan jantung) sebanyak 555 kasus, 170 kasus di antaranya berakibat kematian dan sebagian besar terjadi pada kelompok yang hanya melakukan sikat gigi sekali sehari.
Hal di atas menegaskan, dalam menentukan strategi pencegahan untuk menurunkan insiden penyakit kardiovaskular, keterlibatan dokter gigi memegang peran yang tidak kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar