Kepada Anaknya Dalam Mendidik Anak Beragama
1. Hai anakku! ketahuilah sesungguhnya dunia laksana lautan yang dalam, banyak manusia yang karam kedalamnya. Kalau engkau ingin selamat, supaya jangan karam, layarilah dia dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya ialah tawakal kepada Allah.
2. Orang-orang yang selalu menyediakan dirinya untuk menerima nasihat maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah, orang yang biasa dirinya insaf dan sabar kerana menerima nasihat orang lain, tandanya orang itu akan sentiasa menerima kemuliaan dari Allah, berasa hina diri dalam beribadat dan bertaat kepada Allah ta'ala akan menimbulkan rasa lebih dekat kepada Allah dan lebih menghindarkan diri kepada maksiat.
3. Marahnya orang tua dalam mendidik anaknya, tak ubahnya seperti pupuk bagi tanam-tanaman.
4. Hai anakku! Jauhkanlah dirimu dari berhutang sesungguhnya berhutang itu menjadikan dirimu hina diwaktu siang dan gelisah diwaktu malam.
5. Hai anakku! Selalulah berharap kepada Allah harapan-harapan yang hasilnya tidak akan membawa engkau untuk menderhakai Allah, takutlah kepada Allah dengan sebenar takut yang biasa melapaskan engakau dari sifat berputus asa terhadap rahmat Allah.
6. Seorang pendusta lekas hilang air mukanya (tak dipercayai orang) dan seorang yang sudah rusak akhlaknya akan banyak gelamunnya terhadap yang salah-salah, memindahkan batu yang besar lagi berat dari tempatnya ke tempat yang lain, lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.
7. Hai anakku! Engkau sudah merasakan bagaimana beratnya membawa batu yang besar, besi yang berat dan lain-lain yang sangat beratnya, tapi akan lebih berat lagi dari itu, bila mempunyai tetangga yang jahat, engkau telah merasakan bermacam-macam kepahitan tapi akan terasa lebih pahit lagi bila hidup dalam keadaan fakir dan miskin.
8. Hai anakku! Engkau jauhilah bersifat dusta, sebab berdusta itu enak sekali mengerjakannya, seperti enaknya memakan daging burung, sedikit saja berdusta, akibatnya tetap akan memberi bahaya.
9. Hai anakku! Kalau bertemu dua kejadian, antara menjenguk orang mati dengan menghadiri pesta kahwin maka pergilah menjenguk orang mati, sebab akan mengingati diri pulang kekampung akhirat, sedang menghadiri pesta kahwin hanya mengingati diri kepada kesenangan duniawi saja.
10. Hai anakku! Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebih-lebihan. Sesungguhnya memberikan makanan yang engkau makan sampai kenyang berlebih-lebihan itu kepada seekor anjing adalah lebih baik daripada engkau memakannya.
11. Hai anakku! Janganlah engkau terus menerus menelan kerana manisnya sesuatu, dan jangan pula lekas engkau muntahkan kerana pahitnya.(Yang manis itu biasanya mendatangkan penyakit, sedangkan yang pahit biasa menjadi obat)
12. Makanlah makananmu bersama-sama dengan orang-orang yang bertaqwa kepada Allah, rundingkanlah urusanmu kepada alim ulama' (dengan cara minta nasihat kepadanya)
13. Bukanlah baik namanya, bila engkau selalu mempelajari segala macam ilmu yang belum engkau ketahui, sedang ilmu yang telah diperolehi belum lagi engkau amalkan. Hal seperti ini tak ubahnya dengan perbuatan seseorang yang mencari kayu api, setelah dikumpulkan, lalu dipikulnya, tapi dia tak kuat membawanya, kemudian dia tambah lagi.
14. Hai anakku! Kalau engkau ingin hendak mengambil seseorang menjadi teman, maka ujilah dia lebih dahulu dengan cara membuat dia marah, kalau dia di waktu marahnya masih memberikan keinsafan (kesedaran) kepada engkau, maka bolehlah dia dijadikan teman, kalau tidak begitu, maka hendaklah engkau berhati-hati.
15. Hendaklah selalu tutur katamu baik dan wajahmu manis, engkau akan lebih disukai orang lebih disukainya dari orang-orang yang sudah pernah memberikan pemberian yang mahal-mahal.
16. Hai anakku! Kalau engkau berteman, tempatkanlah dirimu sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya, dan pasti dia akan selalu mengharapkanmu.
17. Hai anakku! Jadikanlah dirimu dalam segala tindak tandukmu, seperti orang yang tidak mengharapkan pujian seseorang dan tidak pula menimbulkan celaan orang. Dirinya bekerja kelihatan letih, tapi manusia selalu memandangnya dengan tenang.
18. Hai anakku! Usahakanlah jangan sampai keluar dan mulutnu kata-kata kasar, sesungguhnya engkau akan selamat bila engkau bersifat pendiam. Kalau akan berbicara juga, bicaralah yang akan mendatangkan manfaat kepada orang lain.
19. Hai anakku! Janganlah engkau condong ke dunia ini dan janganlah hatimu repot kerana dunia saja, kerana engkau dijadikan Allah bukanlah untuk dunia. Tidak adalah makhluk yang dijadikan Allah, lebih hina daripada orang yang telah terpedaya oleh dunia. Mati sebab akan mengingati diri pulang ke kampung akhirat, sedangkan menghadiri pesta kahwin hanya mengingati diri kepada kesenangan duniawi saja.
20. Hai anakku! Janganlah engkau tertawa kalau bukan kerana sesuatu yang mencengangkan (menggelikan), janganlah engkau berjalan tanpa ada tujuan yang tertentu, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak berguna bagimu, janganlah menyia-yiakan hartamu, sedangkan harta orang lain engkau pelihara, kerana sesungguhnya yang menjadi hartamu ialah yang engkau usahakan, sedang harta orang lain itu belum tentu menjadi milikmu.
21. Hai anakku! Siapa yang penyayang tentu akan disayangi orang pula, siapa yang tidak pandai menahan lidahnya berkata yang buruk tentu dia akan menyesal akhirnya.
22. Hai anakku! Bergaul rapatlah dengan alim-ulama', diam dan dengarlah baik-baik segala nasihatnya, sesungguhnya hati akan hidup dengan adanya cahaya hikmah (ilmu pengetahuan) sebagaimana tanah biar subur kerana air hujan.
23. Engkau ambillah harta benda dunia ini sekadar keperluan dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk keperluan di akhirat nantinya, jangan engkau tendang kehidupan dunia ini seluruhnya, engkau akan menjadi pengemis yang akan menambah berat tanggungjawab orang lain. Janganlah engkau berteman dengan orang bodoh dan janganlah pula dengan orang yang bermuka dua (tidak berpendirian)
--- *** ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar