Senin, 02 Oktober 2017
Mengeluhkan Anak Zaman Sekarang ..
Kita sering mengeluh soal anak-anak kita. "Anak zaman sekarang susah diatur." Atau, anak-anak zaman sekarang tidak disiplin, tidak mau prihatin, atau banyak keluhan lain.
Itu anak siapa? Anak kita. Siapa yang mendidiknya? Kita. Jadi, yang salah siapa?
Keluhan itu punya beberapa makna. Pertama, kita tak kuasa berpikir lebih jauh untuk memahami anak-anak kita. Mereka begitu, karena mereka anak-anak zaman sekarang. Ada apa dengan zaman sekarang sehingga anak-anak itu berbeda dari kita maupun harapan kita, tak kita pikirkan lebih jauh.
Kedua, menghindar dari tanggung jawab. Anak-anak itu begitu karena sesuatu di luar kita, yang tak kuasa kita kendalikan. Maka mereka begitu bukan tanggung jawab kita.
Ketiga, kita merasa lebih baik. Kita adalah generasi yang lebih baik. Kita menganut nilai-nilai baik, mempraktekkan perilaku baik. Kita kecewa pada anak-anak yang tidak berperilaku seperti kita dulu.
Mengapa anak-anak sekarang berbeda dengan kita saat masih seusia mereka? Tentu saja berbeda. Kita dulu juga berbeda dengan generasi orang tua kita. Pengetahuan manusia berkembang. Teknologi juga berkembang. Kondisi ekonomi juga berubah. Tentu saja perilaku manusia berubah.
Kita hidup di lingkungan yang berbeda saat usia belia, berbeda dengan habitat anak-anak kita sekarang. Kita dulu baca buku, koran, dan majalah, mereka kini baca internet. Kita dulu, satu rumah belum tentu punya telepon. Anak-anak sekarang bahkan punya telepon sendiri. Tentu saja pengetahuan, informasi yang dimiliki anak-anak kita berbeda dengan kita saat seusia mereka. Demikian pula cara kita berkomunikasi.
Kita dulu hidup prihatin, karena keadaan ekonomi kita yang pas-pasan. Orang tua kita hidup prihatin. Kini kita tidak hidup prihatin, kenapa berharap anak-anak kita hidup prihatin?
Tak ada yang salah dengan anak-anak kita yang berbeda. Tata cara hidup boleh berubah. Tapi ada yang tak boleh berubah, yaitu nilai-nilai fundamental.
Alih-alih mengeluhkan anak-anak yang berbeda, saya memilih untuk membuat pendekatan yang berbeda dalam mendidik anak. Misalnya, dulu saya tak sangat akrab dengan ayah saya. Tak mungkin misalnya saya bercanda sambil memegang kepalanya. Tapi dengan anak-anak saya sangat akrab, sehingga hal-hal itu dimungkinkan. Tapi saya tetap mengajarkan sopan santun pada mereka.
Demikian pula soal gaya hidup. Saya tak mengajak anak saya hidup prihatin. Tapi tetap saya ajari mereka soal menghargai materi, memanfaatkannya dengan tepat, tapi tidak bermegah-megahan dengannya.
Ketimbang mengeluhkan perbedaan, lebih penting bagi kita untuk memahaminya. Bagaimana pola anak-anak sekarang dalam menggali informasi. Apa efek media pada mereka. Bagaimana pola pergaulan antar mereka. Apa kosa kata yang mereka gunakan. Juga musik apa yang mereka nikmati.
Kita bisa menikmati zaman yang dinikmati anak-anak kita, memahami mereka, dan terus melakukan komunikasi yang sehat dengan mereka.
Hasanudin Abdurakhman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
injeuman! injeuman !! injeuman !!!
BalasHapusAnjeun pilari hiji parusahaan injeuman swasta reputable na accredited nu nyadiakeun gajian pikeun kasempetan hirup. Urang nawiskeun sakabeh tipe gajian dina cara pisan gampang jeung gancang, gajian pribadi, gajian mobil, gajian KPR, gajian murid, gajian bisnis, gajian investasi, konsolidasi hutang jeung leuwih. Dupi anjeun geus ditampik ku bank jeung lembaga keuangan séjén? Anjeun kudu injeuman konsolidasi atawa KPR a? Ulah kasampak sagala beuki kawas kami di dieu pikeun nyieun sakabéh masalah finansial Anjeun hal jaman baheula. Urang nambutkeun dana pikeun individu jeung pausahaan nu peryogi bantuan keuangan dina laju 2%. Taya angka jaminan sosial diperlukeun tur euweuh dipariksa kiridit diperlukeun, 100% dijamin. Abdi hoyong ngagunakeun médium ieu ngawartosan yén kami nyadiakeun bantuan dipercaya jeung supportive sarta kami bakal senang nawarkeun maneh injeuman.
Lajeng dikirim kami hiji email ka: (victoriaemmanuelloan@gmail.com) panawaran keur injeuman