"Tidak banyak orang tua yang tahu mengenai alergi ini dan cara penanganannya, jadi informasi yang mereka dapat kadang salah kaprah," tutur Zeinda Rismandari selaku Allergy Care Manager Sarihusada.
Sebagai bagian dari kampanye tersebut, Nutricia Sarihusada menggelar kegiatan fun walk bertajuk "Si Kecil Tetap Ceria karena Bunda Tanggap Alergi," pada car free day. Dalam fun walk tersebut, Nutricia Sarihusada mengajak orang tua serta anak mereka untuk berjalan sebanyak 2017 langkah.
Jalan sehat dimulai dari Sarinah hingga Bundaran Hotel Indonesia. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 700 peserta yang terdiri dari orangtua dan anak-anak.
Usai melakukan fun walk, acara dilanjutkan dengan talk show. Dalamsesi tersebut, NutriciaSarihusada mengundang Konsultan Alergi Imunologi Anak Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M. Kes, dan Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani S.Psi., M.Si., Psi sebagai pembicara.
"Sistem kekebalan pada seorang anak yang tidak normal terhadap zat yang masuk atau makanan yang masuk ke dalam tubuh si anak, tetapi bagi orang lain zat tersebut mungkin tidak menimbulkan gejala. Ini yang disebut dengan alergi," tutur Budi.
Budi menjelaskan bahwa langkah pertama adalah kenali faktor risiko dan gejala alergi. Untuk mengetahuinya, Anda cukup mencari tahu riwayat alergi pada keluarga. Apabila salah satu anggota keluarga inti, entah itu ayah, ibu, atau saudara kandung mengidap alergi, kemungkinan anak tersebut memiliki risiko alergi yang lebih tinggi.
"Kalau kita sudah mengenalinya, harus segera dikonsultasikan ke dokter. Untuk memastikan anak kita ini betul alergi atau tidak," ungkap Budi.
Kemudian, menurut Budi, konsultasi tersebut bertujuan untuk mencari tahu jenis alergi yang diderita dan cara mengendalikannya. Sebaliknya, jika tidak dikonsultasikan, ada kemungkinan orangtua akan mendiagnosis dan mengobati secara mandiri. Hal itu justru akan memengaruhi tumbuh kembang anak atau bahkan memperparah alergi.
Selain itu, Anna menuturkan bahwa alergi tidak hanya dipengaruhi kondisi fisik, tetapi juga kondisi psikis orangtua ataupun sang anak.
"Dari sisi psikologis yang perlu kita kenali adalah sifatnya kayak gimana, sih? Dengan kita mengenali sifat anak kita, kita jadi tau jika ada perubahan dari anak kita," ungkap Anna.
Ibu Anna juga mengatakan bahwa orangtua juga harus mengenali lingkungan rumah atau tempat anak beraktivitas. Tujuannya adalah untuk mengetahui tempat mana dan seperti apa yang memengaruhi alergi anak tersebut. Tidak hanya itu saja, setiap orangtua harus bisa mengendalikan emosi dan memperhatikan sikapnya ketika alergi sang anak kambuh.
Pada 2016 lalu, kampanye Bunda Tanggap Alergi dengan 3K telah mengedukasi lebih dari 53 juta ibu di seluruh Indonesia. Kali ini, Nutricia Sarihusada berkomitmen untuk mengedukasi setiap orangtua di Indonesia secara berkelanjutan.
Untuk memeriahkan kampanye ini, Nutricia Sarihusada juga ingin mengajak setiap ibu untuk menyerukan komitmen tanggap alergi serta fakta seputar alergi atau mengunggah foto bersama si kecil ke situs alergianak.com/tetapceria. Foto juga bisa diunggah ke akun Instagram atau Twitter. Pastikan Anda mention @alergianakID dan menyertakan tagar #TetapCeria dan #TanggapAlergi.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo sebarkan informasi bermanfaat ini dan pastikan si kecil tetap ceria!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar