Untuk mengenal sejauh mana potensi manusia, saya punya analogi. Jika Anda ditugasi oleh atasan Anda untuk pergi ke suatu kota yang jauh dari kota Anda, tetapi Anda tidak diberi bekal untuk pergi kesana, sementara Anda tidak memiliki bekal sendiri, apakah Anda mau pergi? Seseorang pemberi tugas yang baik dia akan melihat apakah dia mampu atau tidak untuk melaksanakan tugas tersebut. Jika tidak dia harus memberikan bekal tersebut kepada orang yang diperintahkannya.
Begitu juga Allah SWT, Allah SWT tentu sudah memberi bekal kepada kita untuk mengemban tugas besar kita sebagai khalifah di muka bumi ini. Bekal yang sudah diberikan kepada kita ialah akal beserta potensi-potensi lainnya, hati dan jasad.
Potensi yang diberikan kepada manusia akan berjalan baik dan tersalurkan dengan baik apabila manusia mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Segalapotensi manusia diperuntukkan dan disediakan Allah SWT agar manusia dapat menjalankan ibadah dan melaksanakan fungsi khalifah.
Dengan potensi inilah manusia dikehendaki mampu menjalankan misi sebagai khalifah yang diamanahkan kepada manusia oleh Allah SWT, padahal makhluk lainnya enggan untuk memikul tugas ini karena beratnya.
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS.33:72)
Kita semua sudah menyaksikan dan bahkan mengalami bagaimana dahsyatnyapotensi manusia. Manusia menjadikan peradaban dan teknologi berkembang dengan pesatnya, yang seakan sebuah keajaiban, sesuatu yang tidak terpikirkan pada suatu jaman bisa terealisasi pada jaman berikutnya.
Namun, siapakah yang menguasai peradaban dan teknologi tersebut saat ini? Sudahkah kita mengoptimalkan potensi manusia yang dahsyat ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar