Rabu, 10 Januari 2018
Mendatangkan Rezeki ..
Rezeki/Ilustrasi
Rezeki adalah urusan Allah subhanahu wa ta’ala. Hanya Dia yang tahu dan mengatur semua urusan manusia termasuk rezekinya. Bagaimana rezeki itu datang, seberapa banyak rezeki itu? Itu semua hanya Allah yang tahu.
Sebagai hamba-Nya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan rezeki-Nya hanyalah dengan cara berusaha keras dengan cara yang Allah ridhoi. Lalu usaha apa saja yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan rezeki dari Allah?
Dalam buku 20 Amalan Pelancar Rezeki Dalam Berbisnis yang ditulis oleh Abu Ibrahim disebutkan bahwa membantu orang-orang fakir dan membantu semua makhluk Allah adalah di antara cara mendatangkan rezeki.
Suatu saat ketika kita sedang menemukan seseorang yang fakir miskin atau bahkan binatang dalam keadaan susah maka hendaklah membantunya. Karena hal tersebut adalah salah satu kunci rezeki.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menjelaskan bahwa seseorang itu ditolong dan diberi rezeki oleh orang-orang lemah di antara mereka. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Darda, ia mendengar Rasulullah bersabda,
“Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rezeki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi , An-Nasa’I, Ibnu Hibban, dan Al Hakim)
Selain itu, tidak hanya kepada sesama manusia saja, tetapi dengan sesama mahkluk Allah, diantaranya adalah binatang. Walaupun mereka binatang, mereka tetap makhluk Allah dan sama mempunyai hak untuk hidup dan kita sebgai manusia yang lebih sempurna sepatutnya kita membantunya.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Seseoraang wanita masuk neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Cerita singkat wanita yang menurung kucing dan membiarkannya mati karena kelaparan dan kehausan cukup menjadi sebuah pelajaran dan peringatan yang sangat penting bagi kita manusia. Peringatan akan besarnya dosa jika berbuat zalim kepada binatang.
Jika manusia bisa masuk neraka karena menzalimi seekor binatang, lalu bagaimana jika seseorang berbuat zalim terhadap sesama manusia. Tentulah keduanya akan menjadi penghalang rezeki-Nya.
Allah tidak akan memberikan rezeki dan nikmat-Nya kepada manusia yang seperti itu.
Sumber: buku 20 Amalan Pelancar Rezeki Dalam Berbisnis yang ditulis oleh Abu Ibrahim. Bab Menyayangi Orang Miskin Dan Lemah. Hal 96.
REPUBLIKA.CO.ID
Teguran untuk Kebaikan ..
Memberi nasihat merupakan anjuran agama (ilustrasi)
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang teman, kerabat, atau orang lain Menegur untuk Kebaikan Rasulullah memerhatikan kondisi orang yang akan ditegur sebelum memberikan teguran.
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang timbul hal-hal yang kurang berkenan dilakukan oleh teman, kerabat, atau orang lain yang tidak sesuai norma di masyarakat dan agama. Tindakan itu bisa terjadi dengan sengaja atau tidak sengaja, dan dapat menganggu ketenteraman.
Adalah tugas seorang Muslim untuk memberikan teguran ataupun nasehat, jika sekiranya melihat seseorang berbuat kesalahan. Hal itu tidak bisa dibiarkan, sebab apabila dibiarkan, dikhawatirkan orang tersebut akan melakukan kesalahan yang sama di lain waktu dan tempat.
Menegur merupakan salah satu pendidikan serta tuntunan yang diajarkan Rasulullah kepada umat Muslim. Tujuan utamanya yakni sebagai koreksi atas segala kekeliruan tadi, serta mengingatkan bahwa masih ada upaya lain yang lebih bermanfaat untuk dikerjakan.
Banyak riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah kerap menegur sahabat, warga Muslim bahkan anak-anak ketika berlaku khilaf dan salah. Teguran itu disampaikan dengan berbagai cara serta memerhatikan situasi dan kondisi orang yang beliau tegur.
Ada kalanya, seperti ditulis dalam buku /Rasulullah Manusia Tanpa Cela/, beliau menegur melalui isyarat atau hanya memalingkan wajahnya. ''Bila keadaan memaksa, beliau memutuskan hubungan untuk sementara waktu atau menampakkan amarah di wajahnya,'' urai buku tersebut.
Dalam hadis riwayat Muslim, diuraikan bahwa Rasulullah pernah melihat Abdullah bin Umar yang mengenakan dua baju yang dicelup warna kuning. Melihat ini, Nabi SAW berkata, ''Apakah ibumu yang menyuruhmu memakai baju ini?'' Itu adalah contoh teguran Rasulullah dengan cara halus.
REPUBLIKA.CO.ID
Jangan Remehkan Keutamaan Silaturahim ..
Ilustrasi silaturahim
Silahturrahim adalah salah satu hal penting dalam Islam untuk menjalin dan memperkuat ukhuwah islamiyah (hubungan). Silahturrahim dapat dilakukan dengan cara memberikan harta benda, membantu orang yang membutuhkan atau orang yang lemah, berkunjung pada acara tertentu, mengucapkan salam ketika bertemu, menghubungi lewat telepon atau surat, atau dengan cara lainnya.
Dalam buku 20 Amalan Pelancar Rezeki yang ditulis oleh Abu Ibrahim disebutkan bahwa dengan silahtrrahim dapat mendatangkan rezeki. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadis oleh Imam Bukhari. Dari Abu Hurairah, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknyalah ia menyambung (tali) silahturrahim.”
Hadis lain yang serupa dari Anas bin Malik, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang suka untuk dilapangkan rezekiya dan diiakhirkan usianya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silahturrahim.”
Dari dua hadis tersebut, dijelaskan bahwa terdapat dua keutamaan yang istimewa dari silahturrahim. Pertama adalah kelapangan rezeki dan kedua adalah bertambahnya umur.
Dalam hadis lain disebutkan bahwa Abu Hurairah menyebutkan Rasulullah pernah bersabda, “Belajarlahtentang nasab-nasab kalian sehingga kalian bisa menyambung silahtrrahim. Karena sesungguhnya silhturrahim adalah 9sebab adanya) kecintan terhadap keluarga (kerabat dekat). (sebab) banyaknya harta dan bertambahnya usia.”
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Bakrah bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya ketaatan yang paling disegerakan pahalanya adalah silahturrahim. Bahkan hingga suau keluarga yang ahli maksiat pun, harta mereka bisa berkembang dan jumlah mereka bertambah banyak jika mereka saling bersilahturrahim kemudian mereka membutuhkan (kekurangan).”
Sumber : 20 Amalan Pelancar Rezeki yang ditulis oleh Abu Ibrahim.
REPUBLIKA.CO.ID
Mengenal Rahasia Umur ..
Pasangan panjang umur/ilustrasi
Sabda tersebut jelas bahwa umur akan menjadi satu pertanyaan yang harus dijawab di pengadilan akhirat nanti. Menurut Ustaz Raehanul Bahren dalam kajian Islam Masjid Nurul Iman Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad (25/12), dengan tema Rahasia Umurmu, mengatakan, Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap detik umur manusia selama di dunia.
Ustaz Raehanul mengungkapkan bahwa umur manusia akan mengalami beberapa fase sebagaimana disebutkan dalam nas Alquran. Maka dari itu, umat Islam harus mengetahui dan mem perhatikan setiap fase yang akan dijalaninya. Fase pertama yang disebutkan dalan nas adalah usia manusia ketika masuk dua tahun Hijriyah.
Pada usia tersebut, khususnya seorang ibu untuk menyusui anaknya. Di usia ini seorang anak harus diberikan air susu ibu (ASI).Semua sepakat agama, medis, ASI itu sangat penting. Paling penting mengandung imunitas yang tinggi. Jangan sampai perempuan melalaikannya. Hak anak ASI dua tahun. Sehingga perlu diperhatikan oleh ayah dan ibu, kata Ustaz Raehanul.
Ustaz Raehanul menyarankan agar berusaha dengan maksimal agar anak mendapat ASI selama masih usia dua tahun. Menggunakan susu selain ASI hanya boleh diberikan jika dalam keadaan darurat. Kemudian usia tujuh tahun juga disebutkan dalam nas Alquran. Fase ini ada hal penting yang harus diketahui oleh umat Muslim. Pasalnya, di usia ini orang tua diminta agar menyuruh anaknya melaksanakan shalat.
Pada usia ini, kata dia, seorang anak sudah berada pada level mumayiz atau sudah bisa membedakan antara baik dan buruk. Anak juga sudah mulai men dapatkan hukum-hukum pada dirinya. Misalnya, apabila terjadi perceraian maka akan diten- tukan anak tersebut akan ikut bersama ayah atau ibu.
Selain itu, di usia tujuh juga sudah mulai diperintahkan memisahkan anta ra laki-laki dan perempuan.
Ustaz Raehanul menjelaskan mengapa perintah shalat di usia ini sungguh-sungguh harus diperhatikan.Sebab, shalat meru- pakan perintah yang luar biasa, sehingga Allah menurunkan lang- sung kepada Nabi Muhammad tan pa perantara. Shalat inti kehidupan kita. Shalat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Shalat adalah cara beribadah berhubungan dengan Allah. Sehingga kalau perbaiki hidup maka perbaiki dulu shalatnya. Baik waktunya dan caranya, ujarnya.
Fase umur selanjutnya yang harus diketahui oleh umat Muslim yakni ketika memasuki usia 15 tahun.
Usia ini, yaitu ketika manusia masuk pada umur akil baligh. Ketika sudah akil baligh maka manusia akan menanggung sendiri semua dosa-dosanya. Selan jutnya, usia 33 tahun salah satu fase yang juga disebutkan dalam nas Alquran. Menurut Ustaz Raehanul, 33 tahun merupakan usia manusia ketika berada di surga. Dan fase selanjutnya, yakni ke usia 40 tahun.
Ustaz Raehanul menjelaskan, 40 tahun adalah batas usia pemuda. Ustaz Raehanul menyebutnya ma nusia masuk pada fase de wasa. Di fase ini merupakan momen me ngecek ulang perjalanan hidup nya. Inilah usia menjadi chek pointdari perjalanan kita yang jauh menuju kematian. Usia 40 tahun yaitu merenung. Melurus kan kembali tujuan hidup. Dia mulai tinggalkan dunia masa mudanya. Oleh karena itu doanya minta kepada Allah kemampuan bersyukur. Artinya tidak perlu merisaukan lagi duniamu, kata Ustaz Raehanul.
Fase umur selanjutnya, yaitu usia 60 tahun. Menurut dia, Allah tidak memberikan toleransi hukum kepada umat Muslim dari setiap amal yang dikerjakannya. Oleh karena itu, Ustaz Raehanul menyerukan agar fokus beramal ketika memasuki usia 60 tahun. Namun, ia menegaskan, yang ter- penting menjalankan setiap fase umurnya dengan amal yang baik. Pasalnya, Allah akan meminta pertanggungjawaban manusia di setiap detik hidupnya.
REPUBLIKA.CO.ID
Pentingnya Menjaga Diri dari Zina ..
ilustrasi merenungi waktu dan dosa
“Dan janganlah kalian mendekati perbuatan keji, yang jelas maupun yang samar.”(QS. Al An’am: 151). Maksud dari ayat tersebut adalah perbuatan keji yang terbesar, yaitu zina. Zina kecil misalnya mencium, meraba dan memandang. Sebagimana ada sebua hadis yang menyatakan, “Kedua tangan, kaki dan kedua mata bisa berzina.”
Allah berfirman, “Katakanlah kepada mukmin lelaki, agar mereka menahan pandanganya dan menjaga kemaluannya, demikian ini sikap yang sui buat mereak.” (QS. An Nur:30)
Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan uamtnya yang laki-laki dan perempuan untuk menahan pandangan dan kemaluan dari sesuatu yang haram. Dan Allah sudah menjelaskan haramnya zina diberbagai di berbagai ayat dalam Alquran.
Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang melakukan perbuatan itu akan memperoleh dosa.” (QS. Al Furqon: 68)
Sanksi Allah bagi para zina sudah jelas ialah neraka. Ada yang menerjemahkan menemukan jurang neraka Jahannam, ialah jub (sumur), bilammulutnya dibuka semua penghuni neraka berteriak karena bau busuknya.
Sebagian sahabat meriwayatkan, “Takutilah perbuatan zina, sebab disana ada 6 hal: 3 di dunia dan 3-nya di akhirat. Tiga balasan ialah (1) kurang rezeki, (2) putusnya ajal, dan (3) muram wajahnya. Dan tiga hal di akhirat ialah murka Allah, siksa dahsyat, dan masuk neraka.”
Diriwayatkan bahwa Nabi Musa alaisallam berkata, “Ya Tuhan, apa balasan bagi ahli zina!” Allah berfirman, “Ialah Aku akan memberi rompi dari api, bila rompi itu diletakkan di gunug yang tinggi pasti akan meletus dan menjadi abu.”
Dan diriwayatkan juga, “Sesungguhnya satu wanita bejat lebih dicintai iblis dari pada 1000 lelaki bejat.”
Selain itu, dalam Kitab Mashobih, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Ketika hamba melakukan zina, imannya keluar dan melayang diatas kepalanya seperti mega. Bila ia habis melakukan perbuatan itu imanya kembali .’
Dalam Kitab Iqna’, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Tiada dosa yag paling besar menuntut Allah dari tetesan air yang dijatuhkan lelaki ke Rahim wanita yang tidak halal baginya.”
Sementara liwath (lewat dubur) lebih berat dosanya daripada berzina. Sebagaimana ada riwayat melalui Annas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang melakukan liwath takkan pernah mencium bau surga, padahal bau surga bisa tercium dalam radius 500 perjalanan.”
Sumber : Rahasia Ketajaman Mata Hati oleh Imam Ghazali.
REPUBLIKA.CO
Agar Terhindar Godaan Setan ..
Meluapkan kemarahan/Ilustrasi
Menjaga hati dari gangguan setan hukumnya wajib bagi setiap mukallaf. Dan semua yang wajib tidak akan berhasil jika tidak ditunaikan. Dengan begitu sama dengan mengusir setan, kita tidak akan mampu mengusirnya kecuali mengetahui tempat masuknya.
Mengetahui tempat masuknyalah yang “Wajib”. Dan ketahuilah bahwa tempat masuk setan adalah sifat dan watak manusia dan semua tak terhitung banyaknya.
Dalam buku Rahasia Ketajaman Mata Hati disebutkan beberaoa tempat-tempat masuknya setan, berikut di antaranya:’
1. Marah dan menuruti kesenangan nafsu, marah adalah bencana yang dapat merusak mental, dan setan sangat mudah menerobos akal yang lemah. Seringkali manusia marah, dan otomatis setan mempermainkan layaknya anak kecil yang mempermainkan mainananya.
2. Dengki dan rakus, orang yang rakus terhadap seseuatu pasti kerakusan tersebut membuat ia buta dan tuli. Saat itulah setan menemukan cela untuk masuk. Kemudian setan menunjukkan sisi kebajikan padanya atas sesuatu yang membuatnya berhasil mencapai kesenangan, padahal jelas-jelas hal itu munkar.
3. Kenyang, walau kenyang dari makanan halal, sebab kenyang bisa mendorong kekuatan nafsu, padahal nagsu pedangnya setan.
4. Mencintai kemewahan dari perabot rumah tangga, pakaian, mode rumah, sesungguhnya setan kalau mengarahkan penglihatannya pada sesuatu hal, maka hal tersebut dapat menjadikan kebiasaan bagi manusia. Setan akan mengajak manusia hidup kemewah-mewahan dengan pakaian, kendaraan. Dan jika setan berhasil mendudukkan hati manusia pada posisi demikian, maka setan tidak membutuhkan manusia lagi untuk kedua kalinya, karena pada hal selalu tarik menarik (mempengaruhi) satu sama lain tak pernah putus sampai datangnya ajal.
5. Thomak dari segi kemanusiaan (mengharap), hal ini termasuk kekhawatiran apakah bisa disebut “Su’ul khotimah” (kematian yang jelek).
6. Tergesa-gesa dan menunda-nunda menyelesaikan urusan, ketika manusia tergesa-gesa setan dapat langsung mempengaruhi untuk mengajak perbutan kejahatan kepada manusia, dan manusia tidak menyadarinya.
7. Uang dan segala bentuk kekayaan dari segi harta benda, kendaraan, perkarangan. Hal ini dikarenakan sesuatu yang banyaknya melebihi kadar bahan kebutuhan pokok adalah sumber munculnya setan.
8. Bakhli dan takut miskin. Masalah ini merupakan pokok utama yang memberatkan dalam berinfak. Dan selalu berkeinginan menimbun harta, padahal disana ada siksa yang pedih. Termasuk bahayanya bakhil adalah sangat bersemangat berdagang untuk mengumpulkan harta, padahal pasar adalah sarangnya setan.
9. Buruk sangka sesama muslim. Seorang muslim wajib menjaga diri dari watak dan prasangka hal-hal yang tersembunyi. Manusia sering berburuk sangka pada orang lain untuk mencari aib. Padahal sesungguhnya dia sendiri yang memiliki batin kotor yang memantul dari hatinya. Dengan demikian manusia wajib untuk menutup pintu-pintu hatinya dan membuka sesuatu yang bisa mengingatkan kepada Allah
Sumber: Rahasia Ketajaman Mata Hati. Bab 16 Memusuhi Setan hal 87-90.
REPUBLIKA.CO.ID
Bergembira Menghadapi Ujian ..
Tobat/Ilustrasi
Tak ada pilihan untuk mengelak dari ujian Allah. Seperti halnya anak sekolah yang tak bisa mengelak dari ujian di sekolahnya. Semua proses yang berjalan harus dilewati. Siapa yang lulus, masuk ke tahap yang lebih tinggi. Siapa yang gagal, akan mengulang di kelas yang sama atau mungkin diturunkan ke kelas yang di bawahnya.
Harusnya ketika ujian Allah datang, seorang mukmin bisa bergembira dan mensyukuri hal itu. Dengan adanya ujian Allah, berarti ia telah memasuki fase kenaikan kelas. Jika ia berhasil melewati ujian itu dengan penuh kesabaran, level keimanannya pun akan naik ke kelas berikutnya.
“Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, krisis pangan sampai kematian, dan berikanlah kabar gembira ini kepada orang-orang sabar, yaitu orang-orang yang ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘inna lillahi wainnaa ilaihi raaji’un’.” (QS al-Baqarah [2]: 156).
Ujian adalah bentuk sayang Allah SWT kepada para hamba-Nya. Menimpakan kesusahan, ketakutan, kekurangan harta, krisis ekonomi, hingga kelaparan sekalipun merupakan bentuk sayang Allah kepada hamba-Nya. Ibaratnya besi harus diterpa dengan pukulan dan dibakar api untuk membentuknya menjadi material yang indah. Begitu pulalah cara Allah menjadikan hamba-Nya sebagai pribadi yang kuat.
Rasulullah bersabda, “Siapa yang dikehendaki Allah suatu kebaikan maka ia akan diberikan ujian.” (HR Bukhari, Ahmad, dan Malik dari Abu Hurairah RA). Semakin sering seseorang menghadapi ujian Allah, semakin kuat pulalah dirinya. Banyaknya ujian yang dilewati seseorang menjadi tolok ukur akan kekuatan yang dimilikinya.
Tak ada yang spesial bagi orang soleh jika ia tinggal di gunung yang jauh dari polemik sosial kemasyarakatan. Justru, ketika seorang mukmin tinggal di lingkungan jahiliyah dan mampu mempertahankan keimanannya, itulah mukmin yang kuat. Semakin sering ia diuji Allah, semakin kuatlah ia dan semakin banyak pulalah pahala yang diraihnya.
“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya ujian bala’ dan sesungguhnya siapa yang ridha mendapat ujian, tentu baginya keridhaan Allah, dan siapa yang murka mendapat ujian, tentu baginya murka Allah.” (HR Tirmidzi dan Abu Dawud).
Pepatah Eropa pernah mengatakan, pelaut yang tinggal di perairan yang lautnya ganas akan lebih tangguh daripada pelaut yang tinggal di perairan yang tenang. Artinya, pelaut yang sering menghadapi badai dan terjangan air laut akan lebih terlatih ketimbang orang yang terbiasa dengan air tenang. Jadi bergembiralah jika ujian mampir, ia datang untuk menaikkan level keimanan kita kepada Allah SWT.
REPUBLIKA.CO.ID
Rasulullah tak Mau Merepotkan Orang Lain ..
Nama Muhammad SAW di elu-elukan oleh umat Islam di dunia ketika memasuki Bulan Maulid. Shalawat Nabi adalah ritual yang tak akan pernah lepas ketika memperingati Hari Maulid. Ustaz Muhsinin Fauzi dalam kajian tauhid bertema "Rinduku Padamu ya Rasulullah" di Masjid Alatief, Pasaraya Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/12), mengatakan, sebagai bentuk kecintaan kepada Rasulullah, umat Islam perlu juga mengenal lebih jauh sosoknya, baik fisik maupun sifatnya-sifatnya.
Menurut Ustaz Muhsinin yang merujuk dari beberapa hadis sahih, seperti dari Anas Ibn Malik mengatakan bahwa Rasulullah mempunyai perawakan tampan. Rasulullah mempunyai telapak tangan besar, namun lembut. "Kata Anas Ibn Malik (Rasulullah) tidak pernah berkata keji dan jorok tak pernah bersuara keras di pasar," kata Ustaz Muhsinin.
Selain itu, Rasulullah tidak terbiasa merepotkan orang lain. Ustaz Muhsinin me nuturkan, Rasulullah suka melayani diri sendiri. Misalnya, beliau memeras air susu kambing sendiri. Oleh sebab itu, Ustaz Muhsinin mengimbau agar kaum Muslimin juga meniru sifat-sifat Rasulullah tersebut. Sifat terpuji lainnya dari Rasulullah, yaitu kesabarannya dalam menghadapi persoalan rumah tangganya. Hal tersebut terbukti ketika salah satu istrinya cemburu saat istri lainnya mengantarkan makanan kepada Rasulullah. Dengan sabar dan tenang, Ra sulullah tidak menghadapi persoalan itu. "Rasulullah juga sangat dermawan," ujarnya.
Kemudian, Rasulullah sosok yang mu dah ditemui oleh siapa pun. Nabi bahkan ti dak pernah menolak permintaan dari se seorang. Dia memisalkan, Nabi tidak per nah menolak apabila diundang dalam pera yaan tertentu oleh seseorang. Kemudahan, Rasulullah untuk menerima tamu atau un dangan seseorang, menurut Ustaz Muh si nin, bentuk kerendahan hatinya. Ustaz Muh sinin menambahkan, Rasulullah juga seorang yang memiliki sifat humoris, ter utama ketika dalam kehidupan keluarga.
Rasulullah juga pandai bergaul dengan siapa pun, sehingga mudah diterima oleh ber bagai kelompok. Ditambah, dengan sifat kejujuran yang dimiliki menambah ke sempurnaan dirinya sebagai manusia terbaik di muka bumi ini. Di luar sifat-sifat tersebut, kata Ustaz Muhsinin, masih sa ngat banyak yang perlu banyak dipelajari. Untuk itu, jika mencintai Rasulullah, harus memperbanyak belajar tentang sifat-sifat Rasulullah.
REPUBLIKA.CO.ID
Kebijakan Fiskal Rasulullah SAW, Seperti Apa?
Kebijakan fiskal telah lama dikenal dalam teori ekonomi Islam, yaitu sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, yang di kemudian hari dikembangkan oleh para ulama. Ibnu Khaldun (1404) mengajukan solusi atas resesi dengan cara mengecilkan pajak dan meningkatkan pengeluaran pemerintah. Pemerintah adalah pasar terbesar, ibu dari semua pasar, dalam hal besarnya pendapatan dan penerimaannya. Jika pasar pemerintah mengalami penurunan, wajar bila pasar yang lain pun akan ikut menurun, bahkan dalam agregat yang lebih besar.
Pengamat Ekonomi Syariah, Adiwarman Karim, dalam bukunya, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Kontemporer, menulis, Abu Yusuf (798 H) merupakan ekonom pertama yang secara rinci menulis tentang kebijakan ekonomi dalam kitabnya, Al Kharaj, yang menjelaskan tanggung jawab ekonomi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Menurut Adiwarman, di zaman Rasulullah SAW, sisi penerimaan APBN terdiri atas kharaj (sejenis pajak tanah), zakat, kums (pajak 1/5), jizyah (sejenis pajak atas badan orang non-Muslim), dan penerimaan lain-lain (di antaranya kafarat/denda). Sementara itu, pengeluaran terdiri atas pengeluaran untuk kepentingan dakwah, pendidikan dan kebudayaan, iptek, hankam, kesejahteraan sosial, dan belanja pegawai.
Penerimaan zakat dan kums dihitung secara proporsional berdasar persentase, bukan nilai nominal, sehingga ia akan menstabilkan harga dan menekan inflasi ketika permintaan agregat lebih besar daripada penawaran agregat.
Sistem zakat perniagaan tidak akan memengaruhi harga dan jumlah penawaran karena zakat dihitung dari hasil usaha. Berbeda dengan hal tersebut, saat ini PPN dihitung atas dasar harga barang. Dengan demikian, harga barang bertambah mahal dan jumlah yang ditawarkan lebih sedikit.
Di zaman Khulafaur Rasyidin, begitu banyak contoh nyata pengelolaan dana rakyat yang baik. Di zaman Umar ibn Khattab RA, penerimaan Baitul Maal mencapai 160 juta dirham. Di sisi pengeluaran, Umar memerintahkan Amr bin Ash, gubernur Mesir, untuk membelanjakan sepertiga APBN untuk membangun infrastruktur.
APBN di zaman-zaman para teladan tersebut jarang mengalami defisit. Dengan ketiadaan defisit, tidak ada uang baru yang dicetak dan inflasi tidak akan terjadi (karena adanya ekspansi moneter).
REPUBLIKA.CO.ID
Cara Makan Rasulullah ..
Sebagai manusia, Rasulullah SAW juga memiliki kebutuhan untuk makan dan minum. Bedanya, Nabi SAW punya ca ra makan yang berlandaskan tun tun an dari Allah SWT. Gaya hidup Rasulullah ini lazim diikuti kaum Muslimin dari masa sahabat hingga kini. "Wahai para rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Menge tahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-Mukminun: 51).
Nabi tidak pernah mencela makan an. Ditukil dari Syarah Shahih al-Bu khari yang ditulis Syekh Muhammad bin Shalih al- Utsmaini, Rasulullah akan menyantap makanan jika dia berselera. Jika tidak suka, dia meninggalkannya. Nabi pun kerap memuliakan makanan. Pada satu hadis lainnya yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi membandingkan beberapa macam buah dengan membaca Alquran.
Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti buah turu jjah yang aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan se orang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma yang tak beraroma dan rasanya manis. Perumpamaan seorang munafik yang membaca Alquran adalah seperti bunga raihanah yang aromanya wangi dan ra sa nya pahit. Sementara, perumpamaan seorang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah hanzhalah yang aromanya busuk dan rasanya pahit.
Nabi mengajarkan kepada kita un tuk membaca basmalah dan menggunakan tangan kanan. Tak hanya itu, Na bi mencontoh kan agar memakan ma kan an yang paling dekat saat makan bersama dengan nampan. Ini sesuai de ngan apa yang diajarkan kepada Umar bin Abu Salamah.
"Semasa kecil aku diasuh oleh Rasulullah SAW (pada saat makan bersama) tanganku bergerak ke sana kemari di atas nampan. Maka, be liau bersabda kepadaku, "Wahai anak ku, bacalah basmalah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat darimu."
Saat makan bersama dalam nam pan, Anas bin Malik seperti ditukil da lam HR Muslim mengatakan, Nabi SAW mencaricari labu di sekeliling nampan. Imam Bukhari memaknai hadis ini, yakni seseorang bisa mencari makanan yang disukainya saat makan bersama di nampan jika tidak membuat temannya marah. Selain itu, menurut al-Bu khari, makanan tersebut jenisnya bermacam-macam.
Ketika makan daging, Nabi SAW memotong daging bagian punggung kambing yang dipegang dengan pisau. Syekh Utsmaini menjelaskan, Nabi SAW menggunakan pisau untuk memotong daging karena daging itu terlalu keras. Dia tak bisa lang sung menggigit. Hadis ini kadang terlihat kontradiktif dengan hadis larangan memotong daging dengan pisau untuk makan.
Syekh Utsmani pun mengungkapkan, hal tersebut bergantung pada tuju an saat ma kan. Jika hendak bermewah-mewahan atau merasa jijik tangannya tersentuh daging, penggunaan pisau itu tidak boleh dan dilarang. Adapun jika pisau itu dibutuhkan untuk memotong daging yang keras maka dibolehkan karena Nabi SAW pun melakukannya. Jika tidak butuh pisau, lebih baik jika mengambil dengan tangan, menggigitnya dan menggerogoti gigi sendiri.
Hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas RA menjelaskan, "Rasulullah SAW menggerogoti daging yang ada di tulang punggung, kemudian setelah itu beliau bangkit dan shalat tanpa berwudhu lagi." Nabi SAW pun mengajarkan kepada kita untuk tak berlebihan saat makan. Rasulullah menganalogikan hal ini dengan ungkapan jika orang mukmin makan dalam satu usus sementara orang kafir dalam tujuh usus. Ulama berbeda pendapat dengan hadis yang juga diriwayatkan Imam Muslim ini.
Syekh Utsmani menjelaskan, setidaknya ada tiga pendapat berbeda mengenai masalah ini. Pertama, hadis ini bermakna metaforik. Nabi hendak menunjuk karakter muk min sejati yang tidak rakus harta dunia. Seorang mukmin hanya sedikit mengambil harta dunia digambarkan memakan hanya dalam upaya memenuhi satu usus. Sementara, orang kafir yang serakah digambarkan akan memenuhi tujuh ususnya.
Pendapat kedua, orang mukmin memakan makanan halal, sedangkan orang kafir memakan makanan haram. Makanan halal sangat sedikit jika di ban ding dengan makan an haram. Se men tara, pendapat ketiga menjelaskan, hadis itu lebih pada upaya penyadaran dan dorongan untuk orang mukmin agar sedikit makan, mengingat banyak ma kan adalah karakter orang kafir. "Dan orang-orang kafir menikmati kesenangan (dunia) dan mereka makan seperti hewan makan." (QS Muhammad: 12).
Nabi SAW pun melarang kita untuk makan dengan piring-piring emas dan perak. Menurut Hudzaifah RA, Rasu lullah SAW mengatakan jika piring-piring itu untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk umat Islam di akhirat. Dalam hadis lain, Nabi SAW pun mengancam orangorang yang meminum dengan bejana perak seakan api neraka jahanam dituangkan di dalam perutnya.
Syekh Utsmani menjelaskan, hikmah dari hadis tersebut adalah makan dan minum dengan bejana emas dan perak dapat menjadikan hati manusia sombong dan congkak. Jika mereka terjangkit penyakit ini, dia diharamkan masuk ke dalam surga.
Setelah selesai makan, Nabi SAW mengajarkan kepada kita untuk menjilati tangan hingga bersih. Dari Ka'ab bin Malik dari bapaknya beliau mengatakan, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam itu makan dengan menggunakan tiga jari dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan. (HR Muslim No 2032 dan lainnya)
Lantas, Nabi SAW berdoa,"Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, indah dan penuh berkah seraya tidak merasa cukup dengan selain-Mu, tidak pula mengingkari nikmat-nikmat Mu dan tidak juga merasa tidak butuh dengan karunia Mu, wahai Rabb-ku." Wallahu a'lam.
Langganan:
Postingan (Atom)