Gangguan jiwa sering dikonotasikan dengan orang gila yang ada di jalanan atau di rumah sakit jiwa. Padahal tak hanya itu, banyak perilaku-perilaku menyimpang lainnya yang tergolong gangguan jiwa, bahkan kontroversial.
Apa saja gangguan jiwa yang kontroversial?
Seperti dilansir dari Livescience, berikut 10 gangguan jiwa kontroverial:
1. Gangguan identitas jenis kelamin
Yang paling kontroversial dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM atau panduan gangguan mental) adalah gangguan identitas jenis kelamin atau disebut dengan dysphoria gender.
Gangguan identitas jenis kelamin yakni ketika seseorang yang memiliki anatomi seks normal tetapi ingin berganti jenis kelamin berlawanan dengan jenis kelamin ketika dilahirkan.
Menurut Society for the Advancement of Sexual Health, kecanduan seks ditandai dengan kurangnya kontrol atas perilaku seksual seseorang.
Kecanduan seks bukan sekedar penyakit akibat tak bisa menahan godaan atau rangsangan seksual saja, tapi juga karena ketidakberdayaan untuk mengontrol perilaku.
3. Homoseksualitas
Interaksi seksual pada orang dengan jenis kelamin sama memang telah menjadi kontroversi sejak dulu. Orang yang melakukan hubungan seksual sejenis disebut homoseks, dan dibagi menjadi sebagai gay (pria homoseks) atau lesbian (wanita homoseks).
4. Sindrom Asperger
Sekilas penderita sindrom asperger terlihat normal, tidak memiliki gangguan fisik dan punya tingkat kecerdasan yang normal. Masalah baru timbul ketika penderita harus berinteraksi dengan orang lain.
Penderita sindrom asperger terlihat aneh dan tidak memiliki perhatian dan empati ketika berkomunikasi dengan orang. Penderita tidak tahu arti bahasa tubuh seperti tersenyum, wajah sedih, gembira sehingga orang yang tidak tahu bahwa lawan bicaranya pengidap sindrom asperger akan mengecapnya aneh.
5. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar atau disebut juga manik depresi merupakan gangguan suasana hati yang dicirikan dengan perubahan mood secara ekstrem. Penderita bisa merasakan sedih yang luar biasa, lalu dalam kesempatan lain berubah menjadi euforia atau rasa bahagia yang meluap-luap.
Pada fase manik atau gembira, optimisme dan keyakinan diri meningkat dan cenderung tidak realistis. Sebaliknya pada fase depresi penderita merasa gelisah dan tidak bergairah. Tingkat keparahan tertentu dicirikan dengan kecanduan obat terlarang dan keinginan untuk melakukan bunuh diri.
Perilaku hiperaktif atau ADHD (attention-deficit hyperactivity disorder) selama ini lebih banyak ditemukan pada anak-anak. Tapi ternyata ADHD juga bisa dialami orang dewasa.
ADHD adalah gangguan fungsi eksekutif dari otak, yaitu ketidakmampuan untuk merencanakan, memulai sesuatu pada waktu yang tepat, menghilangkan satu langkah dan langsung mengakhirinya pada waktu yang tepat. Hal ini akibat tidak adanya keseimbangan neurotransmitter di otak.
Orang dewasa dengan ADHD kemungkinan mengalami penyalahgunaan obat atau zat, kecelakaan, kesulitan untuk bekerja secara normal dan juga sulit dalam hal mempertahankan hubungan. Tapi mereka biasanya sangat cerdas, energik, karismatik, kreatif dan mampu fokus pada satu perhatian yang menarik baginya.
7. Gangguan identitas disosiatif atau Dissociative Identity Disorder (DID)
Gangguan identitas disosiatif juga dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda.
Kepribadian ganda adalah penyakit kejiwaan yang sulit dideteksi. Orang-orang yang labil, hilang ingatan atau punya masa lalu yang mencekam adalah yang rentan memiliki kepribadian ganda atau multi pribadi.
8. Gangguan kepribadian narsisistik
Seseorang dengan ego meningkat, kebutuhan akan pujian dan kurangnya empati untuk orang lain, inilah yang disebut dengan gangguan kepribadian narsisistik.
Penderita narsistik percaya bahwa mereka lebih unggul daripada orang lain dan kurang memperhatikan perasaan orang lain. Tetapi di balik topeng tersebut terdapat harga diri yang rapuh, rentan terhadap kritik sedikit.
Meskipun gangguan kepribadian narsistik mungkin tampak seperti memiliki kepercayaan diri atau harga diri yang kuat, itu tidak sama. Gangguan kepribadian narsisistik melintasi batas normal kepercayaan dan harga diri dengan berpikir begitu tinggi dari diri sendiri.
9. Iri penis (Penis envy)
Pelopor psikoanalisa pada 1800-an dan awal 1900-an, Sigmund Freud, berpendapat bahwa perbedaan kelamin yang dimiliki pria dan wanita menyebabkan wanita merasa rendah diri. Wanita yang iri dengan alat kelamin pria inilah yang disebutnya iri penis atau penis envy.
10. Penyakit histeria
Pada zaman Victoria, histeria adalah diagnosis bagi wanita yang dalam keadaan marabahaya.
Gejalanya seperti pelepasan emosi yang berlebihan dengan berteriak-teriak, ketidakpuasan, kelemahan, dan gangguan saraf. Histeria biasanya dipicu oleh kecemasan dan depresi.
BY
DEDY SUSANTO