Jumat, 03 Februari 2017

Memegang Kendali Pendidikan Anak ..



Oleh: Hasanudin Abdurakhman

Banyak orang yang menjadikan sekolah sebagai tumpuan bagi pendidikan anak-anaknya. Bahkan, tidak sedikit yang seolah telah membebaskan dirinya dari kewajiban mendidik anak-anaknya, setelah ia memasukkan anaknya ke sekolah.

Segala sesuatu diserahkan ke sekolah. Ibarat orang mengirim pakaian kotor ke binatu, ia cukup mebayar, lalu menerima hasilnya saja, berupa pakaian bersih.

Tidak sedikit pula yang kecewa dengan pihak sekolah, tapi tidak sanggup berbuat apa-apa. Seorang ibu mengadu pada saya, di sekolah anaknya diajarkan pandangan bahwa musik itu haram. Ia sendiri tidak menganggapnya begitu.

Perbedaan pandangan itu bisa saja menjadi sumber konflik dengan anak. Bagaimana memberi tahu anak mengenai pandangan lain soal musik?

Di situlah pentingnya peran kita sebagai pengendali pendidikan anak. Ingat, tanggung jawab pendidikan anak ada pada kita, bukan pada sekolah. Bagaimana pun juga, sekolah hanya pembantu kita dalam pendidikan.
Peran utama, kendali, harus ada pada kita. Kenapa? Karena ini anak kita. Sebagus apapun sekolah, yang berada di situ adalah orang lain.

Bagaimana bersikap terhadap sekolah? Sekolah adalah mitra kita dalam mendidik anak. Ketika hendak memasukkan anak ke sekolah, kita memilih sekolah yang cocok.

Apa dasarnya? Dasarnya adalah prinsip kita tentang pendidikan anak. Kita punya prinsip dan konsep. Maka kita cari sekolah yang cocok dengan prinsip itu, atau setidaknya mendekati. Jangan sampai kita memasukkan anak ke sekolah yang tidak cocok dengan prinsip kita.

Sekali lagi, sekolah adalah mitra. Artinya, kita juga harus memberi masukan kepada sekolah soal muatan pendidikan yang mereka lakukan.

Saya sering menyampaikan kritik kepada guru-guru di sekolah anak saya. Pernah saya tegur kepala sekolah soal kurangnya tempat sampah pada acara di sekolah, sehingga sampah bertebaran. Di lain waktu saya tegur soal AC yang menyala di ruangan kelas yang tidak sedang dipakai.

Minggu lalu saya hadir rapat di sekolah anak, untuk persiapan jambore pramuka yang akan diikuti anak saya. Salah satu hal yang dibahas adalah soal pintu gerbang tenda yang menurut saya berbiaya mahal.
Gurunya dengan bangga bercerita bahwa gerbang ini nanti akan dikerjakan oleh tukang yang terampil (profesional, istilah dia), dan kemungkinan besar akan memenangkan kompetisi. Usai penjelasan, saya tanya, ”Unsur pendidikan apa yang sedang kita lakukan melalui gerbang megah ini?”

Guru tadi gelagapan, memberi jawaban berputar-putar. Kepala sekolah ikut menjawab, tapi tetap tanpa substansi yang menjawab pertanyaan saya.

Saya paham, karena mereka memang tidak punya jawaban. Mereka sedang khilaf, lupa soal apa itu substansi pendidikan. Akhirnya ada guru yang menjelaskan bahwa para siswa nantinya akan terlibat dalam pembangunan gerbang. Saya anggap jawaban itu sejenis jawaban emergency.

Poin saya adalah, teruslah mengingatkan guru-guru tentang hakikat pendidikan. Saya rewel kepada guru-guru anak saya, bukan karena tidak percaya kepada sekolah. Saya sedang menjalankan peran sebagai pengendali pendidikan anak saya. Sekolah adalah mitra saya.

Saya juga memantau, nilai-nilai apa yang diajarkan di sekolah anak saya. Dalam suasana Natal tertangkap dari pembicaraan bahwa anak-anak di sekolah diajarkan untuk tidak mengucapkan selamat Natal. Pelan-pelan pandangan itu saya koreksi di rumah.

Bagaimana caranya? Kembali ke prinsip tadi. Kita adalah pengendali muatan pendidikan anak-anak kita. Sekolah hanyalah pembantu. Dalam makna lain, sekolah adalah lingkungan yang memberi pengaruh pada anak-anak kita.

Selain sekolah, teman-teman mereka, tetangga, media massa, media sosial, dan lain-lain. Semua memberikan pengaruh. Sebagai penanggung jawab pendidikan, kita mengendalikan pengaruh itu.

Anak-anak kita tidak mungkin kita isolasi dari pengaruh. Tapi kita mengendalikan dampaknya. Itulah peran kita sebagai pengendali.

Praktisnya bagaimana? Terlibatlah, jangan lepas tangan seperti orang mengirim baju kotor ke binatu. Dampingi anak-anak belajar. Perbanyak waktu untuk berinteraksi dengan anak, sehingga kita tahu perkembangan pemahaman dan pikiran, serta tindak tanduk mereka.

Jangan sampai terjadi, anak lepas dari pantauan kita. Kita baru sadar saat anak sudah jauh, dan kita tak sanggup lagi meraihnya.

Saya sediakan waktu minimal 2 jam pada malam hari, untuk mendampingi anak-anak saya belajar, atau sekedar berbincang atau main bersama. Saya habiskan hampir seluruh waktu di akhir pekan untuk bersama mereka. Menurut saya, itu yang dibutuhkan untuk menjadi pengendali pendidikan anak.

Menjadi Perempuan Rasional ..


Oleh: Hasanudin Abdurakhman

Laki-laki itu rasional, sedangkan perempuan lebih emosional. Itu kesimpulan umum yang dianut banyak orang. Tapi tidak sedikit pula yang membantahnya.

Tidak sedikit perempuan yang keberatan disebut emosional, karena ia merasa rasional. Tapi benarkah kesimpulan ini? Apakah ini fakta sains atau sekedar stereotype belaka?

Peneliti Institut Universitaire En Santé Mentale de Montréal melakukan pengujian. Pada penelitian terdahulu mereka menemukan terdapat perbedaan reaksi pada limbic system, pusat emosi dan memori, antara laki-laki dan perempuan.

Dalam penelitian lanjutan, 46 responden, laki-laki 21 orang dan perempuan 25 orang disuruh melihat gambar-gambar emosional, dan aktivitas otak mereka diamati melalui kadar hormon testosterone dan estrogen, serta direkam dengan fMRI.

Secara keseluruhan disimpulkan bahwa perempuan lebih reaktif terhadap gambar-gambar emosional. Ukurannya adalah kadar testosteron dan estrogen tadi. Kadar testosteron yang tinggi menunjukkan rendahnya sensitivitas emosi, sedangkan tingginya estrogen menunjukkan tingginya sensitivitas emosi.
Dalam pengamatan melalui fMRI peneliti melihat bahwa dorsomedial prefrontal cortex (dmPFC)  dan amygdala bereaksi pada perempuan dan laki-laki yang melihat gambar emosional tadi. Namun pada laki-laki, terjadi interaksi yang lebih kuat antara kedua bagian otak tadi, sehingga terjadi penurunan rangsangan emosional.

Amygdala diketahui sebagai bagian otak yang mendeteksi ancaman, biasanya bereaksi terhadap rangsangan emosional. Sementara dmPFC bekerja dalam interaksi sosial, mengelola persepsi, emosi, dan nalar.
Interaksi yang kuat antara dmPFC dengan amuygdala pada laki-laki menunjukkan bahwa mereka lebih rasional dalam mengelola emosi.

Apakah ini satu-satunya kesimpulan riset? Bukan. Ada penelitian lain yang dilakukan oleh MindLab, kesimpulannya, laki-laki ternyata lebih kuat reaksinya terhadap rangsangan emosional ketimbang perempuan.
Tapi kenapa hasil kedua penelitian ini saling bertabrakan? Sebenarnya tidak begitu. Peneliti dari Montreal tadi menjelaskan bahwa terjadi interaksi kuat antara bagian otak yang mengelola emosi dan nalar pada laki-laki. Artinya, terjadi proses peredaman emosi dalam otak.

Hal itu pulalah yang dihasilkan oleh peneliti di MindLab. Menurut mereka, laki-laki lebih emosional, namun terlatih untuk meredamnya. Ini hasil tempaan sosial, yang menuntut laki-laki terlihat lebih rasional.

Hasil penelitian di atas menarik dalam konteks pengelolaan pikiran. Otak kita sebenarnya mirip dengan otot, dalam arti ia dapat dilatih.

Otot pada bagian tubuh tertentu akan membesar atau mengeras bila sering dipakai, atau dilatih. Demikian pula otak.

Secara garis besar otak bisa kita bagi dua, yaitu bagian pengelola emosi dan pengelola nalar. Bagian yang paling sering dipakai akan menjadi lebih kuat.

Banyak perempuan yang “menyerah pada takdir” bahwa mereka adalah makhluk emosional. Bahkan tidak sedikit pula yang menikmati privilege atau perlakuan istimewa karena mereka emosional. Mereka merasa sah untuk menjadi sangat sensitif, dan menuntut laki-laki untuk menjaga perasaan mereka.

Tapi bisakah perempuan menurunkan kadar sensitivitas emosinya? Bisa. Bahkan sebenarnya tidak hanya bisa, tapi harus.

Peneliti di  Montreal tadi sebenarnya sedang meneliti perbedaan kerentanan psikis antara laki-laki dan perempuan. Perempuan dua kali lebih berisiko terhadap depresi dan keterasingan dibanding laki-laki. Artinya, sikap kita dalam pengendalian emosi akan mempengaruhi kesehatan mental.

Bagaimana cara menjadi lebih rasional, khususnya bagi perempuan? Pertama adalah dengan membuang streotype tadi. Tinggalkan keyakinan bahwa Anda ditakdirkan sebagai makhluk emosional, mulailah meyakini bahwa Anda adalah pengendali emosi Anda sendiri.

Jangan manjakan diri Anda dengan sugesti “aku kan perempuan”, yang memberi Anda pembenaran untuk terus menjadi emosional.

Langkah berikutnya adalah soal interaksi sosial. Saya selalu mengingatkan semua orang untuk menjadi pengendali pikirannya sendiri. You are the owner of your mind. Bagaimana kita berpikir dan bereaksi terhadap sesuatu, sepenuhnya di bawah kendali kita sendiri. Itu yang disebut sikap proaktif.

Jadi, langkah keduanya adalah membangun keyakinan bahwa kita adalah pengendali pikiran kita sendiri.
Praktisnya bagaimana? Bayangkan ada seorang perempuan yang dimaki dengan sebutan “pelacur”. Normalnya perempuan akan marah dengan makian itu.

Kembali ke pola lama, ia akan marah dan berkata,”Wajar dong kalau aku marah. Siapa juga yang nggak marah dikatain begitu.”

Ini adalah sugesti bahwa ia berhak marah, dan setiap orang pasti marah. Padahal tidak demikian. Ia bisa memilih untuk marah atau tidak marah.

Aneh? Tidak. Reaksi marah itu adalah reaksi emosional. Itu biasanya reflek. Dalam konteks kerja otak, itu adalah aktivitas di amygdala tadi.

Ketika reaksi itu terjadi, orang mensugesti dirinya dengan keyakinan bahwa ia berhak marah, dan semua orang pasti marah bila disebut pelacur. Maka ia sedang melipat gandakan aktivitas amygdala dalam otaknya. Maka kadar emosinya akan makin meningkat, dan bisa saja jadi tak terkendali.

Pilihan lain adalah mengabaikannya. Sebutan itu tidak benar-benar membuat seorang perempuan jadi pelacur, bukan? Jadi, tidak masalah disebut seperti itu. Dengan cara ini Anda mengaktifkan interaksi antara amygdala dengan dmPFC tadi.

Sensitifitas Anda terhadap stimulus emosi akan diturunkan. Perhatikan bahwa ini bisa dilakukan oleh siapa saja, laki-laki maupun perempuan.

Mengapa latihan ini penting? Ingat, siapa yang mengendalikan diri Anda? Bila Anda marah setiap kali ada yang mengatai Anda, itu sama seperti Anda menyerahkan remote control emosi Anda ke orang lain.

Bagaimana membuat Si X marah? Gampang, cukup sebut dia pelacur. Anda sudah di bawah kendali orang lain. Itu baru satu kata kunci. Anda akan bereaksi yang sama terhadap kata kunci lain seperti sundal, matre, murahan, ganjen, dan seterusnya.

Kalau Anda selalu bereaksi negatif, artinya ada orang-orang yang pegang remote control yang penuh dengan tombol yang bisa membuat Anda depresi. Maka Anda harus rebut remote control itu.

Tapi apakah itu berarti kita diam saja diperlakukan tidak adil? Bukan begitu. Anda boleh  bertindak. Tapi kendali atas pilihan tindakan itu ada di tangan Anda. Itu bukan produk spontan yang dipicu oleh emosi Anda.
Anda bisa berhitung secara rasional, tindakan apa yang akan Anda ambil. Hitung, tindakan apa yang efektif untuk menghentikan gangguan. Eksekusi tindakan itu secara rasional, bukan emosional.

Ingat, jadilah pemegang remote control diri Anda, aktifkan selalu komunikasi antara nalar dan emosi. Ini sebenarnya berlaku bagi siapa saja, tidak tergantung apa jenis kelaminnya.

Bersyukur Itu Menemukan Diri Sendiri ..


Oleh: Hasanudin Abdurakhman

Ada teman saya yang dengan sinis mengatakan,”Bersyukur itu ndingkluk. Artinya merendahkan standar harapan kita. Dengan begitu, kita akan merasa bahwa kita sudah mendapat lebih. Lalu kita merasa senang.”
Contohnya, kita lihat orang-orang miskin, atau orang-orang yang hidupnya menderita. Lalu kita lihat diri kita, ternyata kita lebih baik. Lalu kita merasa senang. Itulah bersyukur.

Pernah saya temukan meme yang menjengkelkan. Isinya tentang anak yang (terpaksa) berjualan, untuk menyambung hidupnya. Meme diakhiri dengan pertanyaan, masihkah kamu tidak bersyukur?

Lha, apa hubungannya? Orang diajak bersyukur setelah melihat penderitaan orang lain. Bersyukur artinya merasa senang bahwa kita tidak menderita seperti dia. Syukur macam apa itu?

Suruhan untuk bersyukur juga sering datang ketika seseorang tidak puas dengan keadaannya. “Sudah, jangan banyak menuntut, syukuri yang sudah kau dapat!”

Apakah bersyukur bermakna bahwa kita tidak boleh berharap mendapat yang lebih baik lagi? Apakah menginginkan yang lebih baik selalu bermakna bahwa kita tidak bersyukur atas apa yang kita dapat?
Bagi saya, bersyukur tidak begitu maknanya. Bersyukur itu menyadari diri kita sendiri. Coba lihat diri kita. Kita punya tubuh, seadanya tubuh kita ini. Kita punya 2 tangan, 2 kaki, dan berbagai organ lain.

Ada yang hanya punya 1 tangan, atau bahkan tidak punya tangan. Juga ada yang hanya punya 1 kaki, atau tidak punya kaki. Setiap orang mengenali dirinya, secara apa adanya. Inilah saya. Saya adalah saya, bukan orang lain.

Lalu, kita lihat diri kita lebih lanjut. Apa lagi yang kita miliki? Ada yang pandai matematika. Ada yang pandai main musik. Ada pula yang kuat badannya, mampu lari cepat, lari jauh, atau kuat mengangkat barang. Masing-masing orang punya kelebihan. Temukan kelebihan kita sendiri.

Banyak orang yang tidak tahu apa kelebihannya. Ia menjadi orang yang biasa saja, atau bahkan menganggap dirinya terbelakang. Lalu ia menjadi rendah diri. Ia tak merasa layak berdiri bersama manusia lain. Ia mungkin protes pada Tuhan. “Kenapa Kauciptakan aku seperti itu?”

Protes itu tak akan pernah mengubah keadaannya. Yang akan mengubah keadaan adalah cara dia memandang dirinya sendiri.

Pernah saya lihat acara di TV Jepang. Acara ini memberi kesempatan kepada orang-orang yang merasa ada bagian tubuhnya yang ingin ia ubah. Setelah diseleksi, yang disetujui akan dibiayai untuk melakukan operasi plastik.

Dalam suatu episode, ada gadis remaja yang merasa mukanya jelek. Ia ingin operasi plastik. Para pengisi acara itu tidak serta merta meluluskan permintaannya. Yang “dioperasi” justru mental gadis itu. Dengan sedikit polesan kosmetik, mereka berhasil membuat gadis itu tampil cantik. Ia diyakinkan bahwa ia sama sekali tidak jelek. Kemudian ia menjadi percaya diri.

Begitulah. Kita sering lebih sensitif menemukan kekurangan-kekurangan kita, ketimbang menemukan kelebihan kita. Kita lebih sering mencoba menyembunyikan kekurangan, ketimbang menunjukkan kelebihan.
Saking sibuknya kita dengan kekurangan, kita merasa bahwa diri kita penuh dengan kekurangan. Kita gagal menemukan kelebihan kita. Lalu kita mengeluh, protes pada Tuhan.

Bahkan, ada orang yang merasa dirinya memiliki kekurangan. Padahal yang ia anggap kekurangan itu adalah kelebihan bagi orang lain. Misalnya, ada orang jangkung yang terus membungkuk, karena merasa jangkung itu jelek. Padahal ada begitu banyak orang yang ingin jangkung.

Jadi, bersyukur itu sekali lagi, adalah soal mengenali diri kita, menemukan keunggulan kita, menyadari bahwa itu keunggulan, bukan kekurangan. Bahkan orang yang tangannya hanya satu pun bisa menjadikan satu tangannya itu sebagai keunggulan.

Mungkin ada Anda pernah menyaksikan anak Korea yang tangannya tak utuh, menjadi pemain piano yang hebat. Ia tentu lebih hebat dari kebanyakan kita yang punya tangan lengkap. Ia tidak saja berhasil mengalahkan “kekurangannya”, tapi justru menjadikan tangannya itu sebagai pusat keunggulannya.

Perhatikan juga orang-orang di sekitar kita. Orang tua, saudara, teman, guru, dan siapapun yang mencintai kita. Mereka semua tidak sempurna. Ada saja hal yang membuat kita tak puas kepada mereka.
Tapi mereka semua memberi kita energi yang luar biasa, untuk menikmati hidup ini. Jangan berharap mereka akan sempurna, karena kita juga tidak sempurna.

Lalu, selanjutnya bagaimana? Asahlah terus keunggulan kita itu. Manfaatkan untuk menghasilkan hal-hal yang baik, bermanfaat bagi diri kita sendiri. Banyak-banyaklah berbuat baik, sampai perbuatan baik kita itu dinikmati oleh banyak orang.

Perbuatan baik, menghasilkan hal baik, akan menambah keunggulan yang tadinya sudah kita punya. Ia juga akan menghasilkan energi yang lebih besar untuk berbuat kebaikan lebih banyak lagi.
Ingat, bersyukur itu bukan mencari kekurangan orang lain yang tak ada pada kita. Bersyukur itu adalah menemukan keunggulan pada diri kita, memanfaatkannya, menikmatinya, tanpa merendahkan orang lain.

Teach It Easy ..


Oleh: Hasanudin Abdurakhman

Awal tahun 2007 saya mulai bekerja di industri manufaktur. Dalam keadaan pengalaman nol di bidang industri saya harus mengurus berbagai hal berkenaan dengan persiapan produksi sebuah perusahaan baru.
Salah satu masalah yang saya hadapi adalah mesin-mesin yang diimpor sudah tiba di pelabuhan, dan harus diurus proses kepabeanannya (custom clearance). Tentu saja saya tak tahu apa yang harus dilakukan.
Waktu itu kami masih menumpang di kantor perusahaan grup, menunggu kantor dan pabrik kami selesai dibangun.

Karena karyawan juga masih sedikit, banyak hal yang dimintakan bantuannya kepada karyawan perusahaan grup, dan mereka dibayar ekstra atas bantuan ini. Termasuklah dalam urusan impor tadi.

Saya minta asisten manajer yang mengurusi ekspor impor untuk mengajari saya, dan dia setuju. Di ruang rapat dia menyodorkan kertas bertuliskan istilah-istilah yang biasa dipakai dalam kegiatan ekspor impor.
“Bapak ngerti nggak istilah-istilah ini?” tanya dia.
“Nggak.” jawab saya.
“Aduh, inilah susahnya kalau harus mengajari orang yang tidak punya latar belakang perdagangan internasional,” kata dia ketus.

Saya melongo. Kalau saya punya latar belakang perdagangan internasional, tentu saya tidak perlu bertanya sama dia. Tapi sudahlah. Saya perlu urusan saya beres, jadi saya dengarkan dia dengan sabar.
Dia menjelaskan ini itu, yang sebenarnya tidak jelas juga. Akhirnya berbekal sedikit informasi saya berurusan dengan perusahaan jasa kepabeanan (forwarder) yang dia tunjuk.

Banyak dokumen kurang ini itu, ribut, sampai akhirnya barang bisa tiba ke pabrik meski terlambat dari jadwal.

Setelah itu kami pindah kantor. Menjelang pindah kantor dia menawarkan. “Nanti kalau mau ekspor hubungi saya, biar saya bantu.” katanya. Saya cuma mengangguk.

Di kantor baru, saat akan impor saya undang forwarder. Saya minta mereka menjelaskan apa yang harus kami siapkan, dan apa yang mereka urus. Juga berapa lama waktu yang diperlukan.

Berdasarkan itu kami mulai melakukan proses custom clearance untuk impor kami selanjutnya. Saya tidak perlu tahu detil soal impor, yang penting cukup untuk keperluan mengeluarkan barang kami dari pelabuhan. Walhasil, impor kami lancar tanpa masalah.  Saat mau ekspor pun begitu. Semua berjalan lancar.
Saat ketemu dia lagi beberapa bulan setelah kami pindah, dia bertanya, “Pak, kapan mau mulai ekspor? Kan saya mau bantu.”

“Oh, kami sudah jalan beberapa kontainer, kok.” jawab saya.
“Eeeee, kenapa nggak bilang-bilang? Emang sudah bisa sendiri.”
Saya jawab dengan senyuman saja.

Akhir tahun 2011 di perusahaan tempat saya bekerja, kami membeli alat untuk analisa kimia, namanya gas chromatography. Alat ini dibeli dalam rangka produksi produk baru di tempat kami.

Untuk keperluan ini saya merekrut seorang karyawan yang berlatar belakang ilmu kimia. Perekrutan karyawan ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan saat kami berunding soal produksi produk baru ini.
Namun dalam perjalanannya kemampuan karyawan ini selalu dipertanyakan oleh orang QC di pihak pelanggan. “Kalau dia orang yang tidak pernah pakai alat ini dan tidak punya kemampuan analisa dengan alat ini percuma. Mending dia dikirim ke Jepang untuk ditraining.” tulis dia dalam email.

Saya keberatan, karena selain berbiaya tinggi hal itu menurut saya mubazir. Menurut saya alat ini fungsinya adalah alat quality control. Artinya, sekedar alat ukur untuk menguji sesuatu, bukan alat analisis seperti kalau seseorang menggunakannya di bidang riset.

Saya tolak, tapi saya beri jaminan ke dia bahwa staf yang saya rekrut akan bisa memakai alat tadi saat diperlukan. Dia punya pengalaman banyak di bidang kimia, walau belum pernah pakai alat ini.

Prinsip saya, kalau cuma soal cara memakainya, staf saya bisa belajar dari penjual alat. Dan itulah yang kami lakukan. Selebihnya, sesuai kesepakatan, orang QC dari Jepang ini yang akan mengajarkan.

Karena khawatir soal kemampuan kami, pihak perusahaan induk pergi ke pelanggan ini, melihat proses pelaksanaan pengukuran. Mereka merekam pelaksanaan itu dan mengirimnya ke kami.

Saya saksikan videonya, cuma kegiatan menakar, menimbang, dan membuat larutan. Di bagian tertentu larutan harus dikocok. “Ini salah satu teknik penting, know how yang diperlukan. Kalau tidak biasa melakukan analisa tidak akan bisa melakukan teknik ini.” katanya. Halah, cuma begitu saja.

Beberapa bulan kemudian  orang ini datang. Saya pikir dia akan segera mengajar. Eh, dia malah minta staf saya ditraining di perusahaan grup. Untuk apa?
“Harus dicek dulu apakah dia sudah bisa pegang pipet dan bikin larutan dengan benar,” kata dia.
Saya sebenarnya keberatan, tapi malas ribut. Saya suruh saja staf saya ikut training, menggunakan gas chromatography, diajari oleh staf lokal di sana.

Kembali ke perusahaan kami, saya suruh staf tadi mempraktekkan hasil trainingnya. Ia melakukan pengukuran. Tamu saya tadi minta hasil pengukuran. Dia tidak pernah mengajari staf saya, langsung minta saja. Kami serahkan hasilnya, dan hasilnya benar. Lalu, apa kesulitan yang dia khawatirkan selama ini?
Begitulah. Tidak sedikit orang yang menganggap ilmu yang dia miliki adalah ilmu sulit, sehingga sulit pula diajarkan kepada orang lain. Hanya orang hebat macam dia yang bisa menguasainya. Padahal itu hal sederhana yang bisa diajarkan secara sederhana.

Bahkan banyak hal yang sebenarnya sulit, bisa diajarkan secara sederhana kalau yang mengajarkan adalah orang yang benar-benar mahir. Orang sering membuat sulit sesuatu agar tampak hebat.
Anda mau hebat? Ajarkan sesuatu secara mudah. Teach it easy!

Ketika Anak Melawan Kita ..


 
Jangan membentak anak agar mendapat perhatiannya

Oleh: Hasanudin Abdurakhman

Banyak orangtua mengeluh soal anak yang tidak patuh, bahkan melawan kepada orangtua. Masalahnya, keluhan jarang menyentuh pada detil substansi masalah.

Para orangtua umumnya hanya melihat masalahnya dari satu sisi, yaitu anak tidak patuh. Kenapa anak tidak patuh, dalam hal apa anak tidak patuh, adalah bagian yang sangat jarang dieksplorasi.

Anak-anak yang patuh adalah harapan orang tua. Sebab utamanya adalah hal itu membuat nyaman. Orangtua cukup mengatakan satu hal sekali, anak menurut. Tidak diperlukan banyak energi untuk melaksanakan sesuatu.

Tapi ingat, ada sisi lain. Anak adalah suatu individu juga, yang secara alami memiliki kehendak dan inisiatif sendiri. Bila anak hanya patuh saja, boleh jadi ia akan tumbuh jadi anak yang tak punya inisiatif dan kemauan.

Peran orangtua dalam pendidikan anak persis sama seperti saat ia mengajari anaknya naik sepeda. Di saat awal, orangtua harus memegangi sepeda anaknya, agar ia tak jatuh. Tapi pada saat yang sama, orangtua harus mendorong inisiatif dan keberanian anak.

Bahkan, anak harus didorong untuk mengambil risiko, mencoba sendiri, meski akibatnya ia jatuh dan terluka. Yang terpenting adalah, pada akhirnya anak harus dilepas untuk mengayuh sepedanya sendiri, menentukan arah jalannya.

Banyak orangtua yang gagal memahami soal yang paling fundamental dalam pendidikan anak itu. Mereka bersikap seperti komandan yang ingin semua perintahnya dipatuhi.

Bahkan saat anak memilih jodoh, sebuah pilihan yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa, orangtua masih ingin bertengger di pundak anaknya, memegang kendali. Orangtua seperti inilah yang banyak mengeluh soal anak yang tak patuh.

Bagi saya, anak tak perlu patuh pada orang tua. Orang tua itu bukan Tuhan, juga bukan nabi. Mereka manusia juga, persis seperti anaknya. Tak patut ada manusia mematuhi manusia lain.

Yang patut kita patuhi adalah nilai-nilai yang mengatur tata cara hidup kita. Nilai itu berupa nilai agama, aturan hukum, tata krama sosial, dan nalar.

Orangtua terikat dan wajib mematuhi nilai-nilai itu. Mendidik anak pada dasarnya adalah mengajak anak untuk patuh pada nilai itu. Ketika anak patuh pada orangtua, pada dasarnya itu adalah bagian dari kepatuhan pada nilai-nilai tadi.

Konsekuensi dari prinsip ini adalah, fondasi dari hubungan antara orangtua dan anak adalah nilai. Bila orangtua menyuruh anak dalam koridor yang dibenarkan oleh nilai, maka anak wajib patuh. Bila tidak, maka tidak perlu patuh.

Orang tua yang memaksakan kepatuhan tidak berbasis nilai, adalah orang tua yang zalim.
Orang tua sering mengeluh, anaknya suka menjawab. Lagi-lagi keluhannya tidak menyentuh substansi. Anak yang menjawab atau ngeyel tidak otomatis buruk.

Kemampuan untuk menjawab atau berargumentasi adalah kemampuan yang sangat penting bagi seorang manusia dewasa. Anak justru harus kita latih untuk punya kemampuan itu. Jadi, jangan bungkam anak yang suka menjawab.

Coba telusuri, apa duduk masalahnya. Kenapa anak menjawab? Apa isi jawabannya? Biarkan anak kita mengeluarkan pendapatnya. Latih dia untuk menjabarkan pendapatnya dengan cara yang mudah dipahami orang. Latih dia untuk berargumen dengan benar. Luruskan bila argumennya salah.

Tapi semua itu punya konsekuensi, bahwa kita harus adil. Kita bukan penguasa di hadapan anak. Kita dan anak adalah dua pihak yang tunduk pada nilai. Kalau anak benar berdasarkan nilai, maka kita harus menerima.

Masalahnya, kita para orangtua sering berdiri di depan anak dengan ego yang tinggi. Jawaban anak terhadap kita sering kita terima sebagai serangan terhadap ego kita. Dalam hal ini, kita bediri pada posisi kanak-kanak, bukan orang dewasa yang mendidik.

Tentu saja, ada banyak kasus di mana anak melawan karena enggan diarahkan. Anak punya kehendak, dan tidak semua kehendak itu harus dituruti. Maka sekali lagi, penting bagi orangtua untuk menetapkan sejumlah aturan berbasis nilai.

Sejak kecil anak harus dibiasakan berkehendak dalam koridor aturan tersebut. Yang di luar itu, harus dikoreksi. Maka ketika anak melawan dalam konteks di luar koridor tadi, anak harus diluruskan.
Yang tak kalah penting adalah kendali emosi. Orangtua cenderung menjadi emosional secara tak terkendali saat anak melawan.

Alih-alih melaksanakan tugas sebagai pengarah sehingga anak bisa berargumentasi, orangtua sering terjebak menjadi lawan anak bertengkar. Hasilnya adalah konflik yang melukai kedua pihak.
Untuk mengindarinya, maka orangtua mutlak harus mengendalikan emosinya.

Kisah Mahasiswa Indonesia Hidup sebagai Muslim di Edinburgh ..


 
Dokumen Pribadi Syafira Fitri Auliya, mahasiswa Indonesia di University of Edinburgh

Di tengah wabah islamophobia, hidup sebagai mahasiswa muslim di barat menjadi penuh tantangan. Hijab saja bisa memicu anggapan teroris atau ekstremis.

Namun di Inggris, atribut agama ternyata tidak menjadi isu. Syafira Fitri Auliya, mahasiswa muslim Indonesia di University of Edinburgh, menuturkan pengalamannya.

"Waktu awal datang, saya takut mendapat perlakuan kurang menyenangkan karena identitas agama. Tapi ternyata pas di sini ada kejadian yang memorable dalam artian baik," ungkapnya.

Salah satu yang paling diingat adalah saat pertama kali berjalan di Edinburgh dengan jilbab lebar dan rok longgar.

"Di jalan memang ada yang ngeliatin, tapi teman-teman sekelas justru senang melihat penampilan itu dan memuji-muji," katanya saat ditemui Kompas.com dalam media trip ke Inggris, November lalu.

Lalu saat bercerita tentang pengalaman teman sekelas mendapat perlakuan kurang menyenangkan karena memang jilbab saat berjalan-jalan ke wilayah sub-urban Edinburgh.

"Teman-teman sekelas langsung memeluk saya dan mengatakan, 'don't worry, we are supporting you' dengan nada sungguh-sungguh," jelasnya.

Terakhir, kekhawatiran ia ungkapkan lewat pesan singkat pasca penembakan Duta Besar Rusia untuk Turki dan aksi penembakan di Berlin Desember lalu.

"Aku pas banget lagi jalan-jalan di London naik bus sendirian. Aku udah khawatir banget bakal ada action islamophobia, tetapi ternyata orang-orang terlihat lebih simpatik," urainya.

Baru beberaopa bulan di Inggris, Syafira menyadari bahwa menjadi muslim bukan masalah besar. Warga Inggris, khususnya Edinburgh, bisa menghargai perbedaan budaya.

"Di kelas ada yang pernah deklarasi atheis dan menjelaskan argumennya. Aku juga memberi argumen berdasarkan kepercayaanku. Walau beda argumen, akhirnya kita sama-sama tahu itu kepercayaan masing-masing," jelasnya.

Belajar dari Muslim Inggris

Wahyu Setianto, mahasiswa muslim Indonesia lain di University of Edinburgh mengungkapkan, Inggris justru bisa memberi pelajaran bagi muslim Indonesia.

"Di sini jauh lebih toleran," kata Wahyu. Saat perayaan Natal misalnya, umat Islam setempat ikut hadir dalam makan malam lintas iman yang biasa diadakan di Chaplaincy.

Toleransi juga diwujudkan lewat volume pengeras suara masjid. Di Edinburgh, suara azan tidak terdengar hingga ke luar area masjid.

"Masjid di Edinburgh juga membuka diri bagi siapa pun yang ingin tahu untuk kenal lebih dekat. Di Indonesia mungkin orang yang dianggap kafir enggak boleh masuk. Tapi bukan itu yang dipahami di sini," urainya.

Wahyu mengatakan, muslim Indonesia bisa meniru apa yang dilakukan muslim Inggris untuk membangun wajah Islam yang lebih toleran.

Masjid-masjid besar bisa memulai membuka diri bagi umat lain, bukan sebagai tempat wisata macam di Masjid Kotagede Yogyakarta dan Demak, tetapi sebagai tempat mengenalkan Islam.

"Di sini, kunjungan berlangsung rutin. Kadang dari anak sekolah dari TK sampai remaja, kadang juga dari kalangan universitas. Imamnya sendiri yang memandu, menjelaskan makna simbolis, ritual ibadah," ungkapnya.

Edinburgh sendiri juga bisa menjadi kota tujuan untuk mengkaji islam secara kritis. University of Edinburgh menawarkan program Islamic Studies.

"Kita mempelajari islam dari kacamata linguistik, bahasa," kata Andrew Marsham, Kepala Departemen Islamic and Middle East Studies di universitas itu.

"Dengan mengkaji Islam dari kacamata linguistik dan berada di kota yang berpenduduk mayoritas non muslim seperti Edinburgh, kita bisa belajar Islam dengan lebih kritis," ungkapnya.

Ini yang Wajib Anda Tahu jika Bercita-Cita Kuliah ke Amerika Serikat!


 
Patung Liberty di New York

Pelajar Indonesia harus bersaing ketat bila ingin melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat (AS). Sudah begitu, urusan biaya juga harus ada strategi mulai jauh-jauh hari, yang perlu dipersiapkan sejak berencana belajar ke sana.

Institute of International Education AS mencatat, 7.920 pelajar Indonesia melanjutkan  pendidikan tinggi di negara itu pada tahun ajaran 2013/2014. Angka ini naik menjadi menjadi 8.188 pada tahun ajaran berikutnya, apalagi menurut Times Higher Education World University 2016, tujuh dari sepuluh perguruan tinggi terbaik dunia ada di AS.

Meski jumlah tersebut terlihat besar, proses seleksi untuk bisa belajar ke AS sebenarnya sangat ketat. Secara nasional, persentase jumlah pelajar internasional di AS pada 2015 hanya lima persen.

Mayoritas perguruan tinggi di AS memang membatasi populasi pelajar internasional tak lebih dari 10 persen. Para pelajar itu pun harus bersaing dengan peminat dari banyak negara, untuk kursi yang terbatas itu. Dari 300 pelamar dari Indonesia, misalnya, kemungkinan hanya dua orang sampai tiga orang saja yang diterima universitas di AS.

Tak hanya persaingan, para calon mahasiswa internasional juga harus mempersiapkan biaya lebih mahal untuk belajar di AS dibandingkan negara-negara lain di kawasan Eropa, Australia, atau Asia.

Pada tahun ajaran 2014/2015 saja, biaya kuliah di AS rata-rata mencapai 42.419 dollar AS per tahun atau setara sekitar Rp 563 juta memakai kurs saat ini. Nominal itu belum termasuk biaya kebutuhan pangan, tempat tinggal, dan transportasi sehari-hari.

Namun, jangan berkecil hati. Ada banyak jalan menuju AS. Persiapan dengan modal kerja keras dan kemauan tinggi, bisa menjadi penentu lolos melanjutkan sekolah ke sana. Biaya pun bisa ditekan seminimal mungkin dengan jurus yang sama.
THINKSTOCKPHOTOS Rencana Pendidikan perlu dirancang matang, apalagi jika Anda berniat melanjutkan studi ke AS. Kalau tidak, biaya kuliah bisa melambung tinggi.

Hemat dan pangkas waktu
Perguruan tinggi di AS menerapkan sistem kredit atau Satuan Kredit Semester (SKS) yang bersifat fleksibel atau istilahnya bisa "ditransfer" ke institusi pendidikan lain. Pada awal perkuliahan biasanya mahasiswa disuguhkan mata kuliah umum terlebih dulu.

Nah, mata kuliah tersebut sebenarnya bisa "dicicil" di community college selama dua tahun sebelum melanjutkan ke universitas yang dipilih. Cara ini bisa menghemat dana karena biaya kuliah di community college tak semahal perguruan tinggi.

Contohnya, menamatkan program S-1 biasanya butuh 120 sampai 128 SKS dan sekitar 60 SKS bisa diambil di community college. Setelah 60 SKS terkumpul, mahasiswa akan mendapatkan gelar Associate Degree dan bisa melanjutkan studi ke universitas di AS selama dua tahun untuk meraih gelar sarjana (S-1).

Sebagai gambaran, menyelesaikan 24 SKS di perguruan tinggi rata-rata memakan biaya hingga 16.500 dollar AS. Jumlah SKS yang sama jika ditempuh di community college hanya butuh dana sekitar 6.000 dollar AS. Karena itulah, strategi di atas cukup umum dilakukan di AS. Data American Association of Community College pada 2012 menunjukkan, hampir setengah dari 12,4 juta mahasiswa yang terdaftar di 1.167 community college melanjutkan ke jenjang S-1 di perguruan tinggi AS.

Selain menghemat uang, memulai kuliah dari community college juga memangkas waktu studi. Salah satu program di Sampoerna Academy yang merupakan bagian dari Sampoerna Schools System di Indonesia, misalnya.

Para siswa Sampoerna Academy yang telah menyelesaikan kelas X bisa mendaftar ke community college asal AS, yaitu Lone Star dan Broward college. Tapi, tenang saja, perkuliahan tetap dilakukan di Indonesia di bawah pengawasan dua community college tersebut. Jelas, biaya kuliah pun jadi lebih hemat.

Kala Rabi Yahudi Ikut Berhijab ..

Muslimah Bosnia berbicara dengan rekannya di sela peringatan World Hijab Day di Sarajevo Bosnia, Rabu (1/2). Setiap 1 Februari diperingati sebagai hari Hijab se-Dunia sejak 2012.
Muslimah Bosnia berbicara dengan rekannya di sela peringatan World Hijab Day di Sarajevo Bosnia, Rabu (1/2). Setiap 1 Februari diperingati sebagai hari Hijab se-Dunia sejak 2012.

Pengujung Januari 2017, umat Islam di seluruh jagat, dikejutkan dengan rentetan peristiwa yang terjadi di Amerika Utara. Pada Sabtu (28/1) pagi waktu setempat, sebuah masjid di Texas, Amerika Serikat, dibakar hingga rata dengan tanah.

Sehari berselang, Alexandre Bissonnette, seorang mahasiswa bersenjata AK-47, dengan membabi buta menembaki jamaah Shalat 'Isya di Masjid Quebec, Kanada.

Puncaknya tentu saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani Perintah Eksekutif yang berisi pelarangan masuk bagi warga yang berasal dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. Rentetan peristiwa tersebut jelas menghadirkan ketakutan bagi komunitas umat Islam di AS maupun Kanada. Tidak terkecuali di Charlotte, sebuah kota di North Carolina, AS.

“Saya memperoleh pesan dari orang tua dan jamaah perihal pengamanan ekstra,” ujar Atif Chaudry, seorang imam di Islamic Society of Greater Charlotte. Komunitas itu terdiri atas kurang lebih 1.000 anggota. Meskipun demikian, Muslim setempat juga terenyuh lantaran dukungan demi dukungan hadir dari komunitas nonmuslim.

Sepanjang akhir pekan, banyak umat non-Islam, termasuk beberapa pendeta Nasrani, berkumpul di dekat Bandara Charlotte. Tujuan mereka adalah memprotes perintah eksekutif Trump. Pada saat yang sama, seorang rabi (pendeta Yahudi) perempuan bernama Judy Schindler bersama rekan-rekannya mendorong perempuan nonmuslim untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada wanita Islam.

Caranya dengan mengenakan hijab pada Rabu (1/2), bertepatan dengan World Hijab Day. Schindler, yang kini memimpin Stan Greenspon Center for Peace and Social Justice di Queens University of Charlotte, mengatakan dia ingin melakukan sesuatu sebagai tanda dukungannya kepada umat Islam di Charlotte.

Solidaritas juga ingin dia tujukan untuk pengungsi Muslim yang dilarang memasuki Negeri Paman Sam akibat kebijakan Trump. “Sebagai seorang Yahudi, saya merasa itu adalah kewajiban saya untuk bertindak mendukung minoritas lainnya,” ujar Schindler seperti dilansir Charlotte Observer,” Rabu (1/2).

Schindler, rabi di Temple Beth El Charlotte, telah mem-posting foto dirinya sedang mengenakan hijab di website pribadi dan akun Facebook-nya. Ia kemudian meminta para perempuan non-Islam untuk mengenakan hijab. “Mari kita renungkan apa yang akan terjadi apabila kita bepergian menggunakan hijab. Pasti akan lebih menakutkan,” kata Schindler.

Pada Senin (30/1), President of Muslim Women of the Carolina, Rose Hamid, mem-posting foto Schindler yang mengenakan hijab di akun Facebook-nya. Hamid menulis, “Hal ini menghadirkan suka cita bagi saya. Teman saya, Rabi Judy Schindler mendukung World Hijab Day.” Sebelumnya pada Sabtu (28/1), kelompok Hamid mensponsori gerakan muslim connection untuk mengajak perempuan nonmuslim untuk berkumpul.
Even yang diselenggarakan di sebuah kafe itu didesain untuk menjadi forum berbagi dari hati-hati antara perempuan Islam dan non-Islam. Hamid memperkirakan hanya sekitar 30 orang hadir. Akan tetapi, ternyata lebih dari 100 orang yang datang. Seorang perempuan nonmuslim kemudian berkata, “Kami mendukung saudara dan saudari Muslim.”

Chaudry, imam di Islamic Society of Greater Charlotte, mengaku dia mendapat dukungan beberapa hari belakangan dari Rabi Schindler dan pendeta dari Gereja Presbiterian.

“Terlepas dari semua hal negatif (dalam berita), kami masih sangat bersyukur,” ujar Chaudry. “Sebab, begitu banyak positive feedback dari organisasi-organisasi berbasis agama yang berdiri untuk kesetaraan dan inklusivitas,” lanjut dia.

Pada World Hijab Day, Rabu (1/2), Masjid Charlotte mengadakan “World Hijab Day Debriefing”. Bersama komunitas perempuan Muslim setempat, masjid yang berlokasi di 4301 Shamrock Drive itu, mengundang perempuan untuk datang, mengenakan hijab, sekaligus berbagi pengalaman mereka. Selain itu, aksi damai juga digelar di Romare Bearden Park, untuk mendukung perempuan Muslim yang mengenakan hijab maupun tidak.
Dukungan pun datang dari umat Yahudi AS lainnya, Talya Leodari. Ia mengaku akan terus berpartisipasi dalam World Hijab Day setiap tahunnya. Leodari tinggal di sebuah kota yang sangat kecil dan didominasi umat Nasrani.

Dia membenarkan dia sempat dipandang aneh oleh warga sekitar karena berbeda dan berbicara menggunakan bahasa Inggris. Untuk itu, dengan adanya World Hijab Day, maka akan memberi kesempatan bagi Leodari untuk berbicara dengan anak-anak perihal rasa hormat, perbedaan, dan perdamaian.

Tahun ini, World Hijab Day yang diperingati setiap 1 Februari telah memasuki tahun kelima. Dengan adanya peringatan ini, maka diharapkan seluruh masyarakat dunia, dari semua agama menyadari pentingnya solidaritas untuk perempuan Muslim di seluruh dunia. World Hijab Day diinisiasi oleh penduduk asli New York, Nazma Khan.

Ia memulai gerakan ini dengan maksud untuk memberikan kesadaran kepada seluruh masyarakat dunia tentang keberadaan jutaan perempuan Muslim di seluruh dunia. Saat tumbuh di NYC, Nazma mengaku sering memperoleh pelecehan secara fisik dan emosional pada berbagai kesempatan. Diskriminasi terhadap perempuan berhijab semakin meningkat setelah peristiwa 9/11.

Nazma membagi pengalamannya kepada perempuan Muslim lain dengan harapan tidak ada lagi perempuan yang mengalami nasib serupa dengan dirinya. Untuk itu, pada 1 Februari 2013, dia meminta perempuan dari semua agama di seluruh dunia untuk mengenakan hijab selama satu hari. Dalam waktu delapan hari, Nazma mendapat tanggapan dari berbagai perempuan dengan latar belakang agama yang berbeda dari 67 negara.
“Persepsi negatif terhadap hijab memungkinkan orang untuk bertindak atas ketakutan mereka dan menyakiti perempuan yang tidak bersalah tanpa ancaman nyata. World Hijab Day memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk belajar tentang hijab dan pentingnya hijab dalam agama Islam tanpa mengabadikan generalisasi negatif di masyarakat saat ini,” kata Nazma.

Anggota Parlemen New York David Weprin memberikan dukungannya terhadap peringatan ini. Menurut Weprin, dengan meningkatnya insiden kejahatan maupun kebencian terhadap Muslim AS sepanjang 2016, maka menjadi penting bagi setiap orang untuk menyatakan dukungannya pada World Hijab Day. Ia menjelaskan, berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan beragama di Negeri Paman Sam, maka gerakan ini berusaha untuk mengakhiri diskriminasi dan penghakiman bagi perempuan yang mengenakan hijab.

Rep: muhammad iqbal/marniati/ Red: Fitriyan Zamzami

Mashrabiya adalah Pesona ..

Bentuk mashrabiya.
Bentuk mashrabiya.
 
Mata dunia Barat tertuju padanya. Terbuat dari kayu dengan pahatan sempurna, mashrabiya tak ubahnya cadar sutera. Keberadaannya seolah simbol legenda misteri dunia Timur Tengah. Benda ini ada hampir di seluruh Arab bagian timur, menutupi eksterior rumah-rumah penduduk. Mashrabiya membungkus gawang jendela, menciptakan tirai antara interior rumah dan dunia luar.

Kata ‘mashrabiya’ berasal dari akar bahasa Arab yang berarti tempat untuk minum. Kata ini beradaptasi untuk mengakomodasi fungsi pertama dari layar tersebut, yaitu untuk mendinginkan air minum.

Pot tanah liat berisi air yang disimpan dalam mashrabiya akan menjadi dingin. Pada permukaan pot ada titik-titik air.
Hal ini disebabkan oleh kisi mashrabiya yang tertutup dan terbuka menyediakan aliran udara yang cenderung tetap. Layar berukuran kecil menyediakan tempat yang cukup luas untuk dua atau tiga pot air.

Didesain secara cerdas, alat ini tidak hanya meredam cahaya matahari padang pasir yang cukup kuat, tapi juga mendinginkan rumah, air, dan juga para penghuni rumah di tanah India sampai Spanyol. Di negara-negara tersebut, pada waktu-waktu tertentu masyarakat berlindung dari matahari seperti orang berlindung dari hujan.

Selanjutnya, mashrabiya berkembang menjadi fitur arsitektur yang praktis dan cukup disukai. Hal ini dibuktikan dengan digunakannya mashrabiya selama berabad-abad sebagai jendela, gorden, pendingin udara atau kulkas, atau sekadar layar pem batas ruangan untuk memisahkan ruang privat dan publik atau ruangan khusus pria dan wanita.

Keberadaan mashrabiya tidak bisa lepas dari privasi, hal yang sangat pen ting, terutama bagi perempuan Timur Tengah. Hal ini semakin menaikkan nilai ke eksotis an mashrabiya. Sehingga, pemba tas kayu ini juga sering dihubungkan dengan adanya ha rem tersembunyi.

“Memisahkan dunia luar dan da lam rumah, ruang publik dan ruang privat, bermain dengan cahaya, menciptakan bayangan yang elok, bermain dengan suasana yang memungkinkan penghuni rumah melihat dunia luar tanpa terlihat dari luar, sehingga menciptakan suasana keintiman,” tutur seniman perempuan Aljazair Samta Benyahia kepada majalah arsitektur Universe in Universe. 


Rep: c11/ Red: Agung Sasongko

3 Tipe Orang yang Selalu Sukses di Bidang Apapun ..

Pendiri SpaceX, Elon Musk
Pendiri SpaceX, Elon Musk

Kesuksesan seseorang sangat erat dengan apa yang telah dilakukannya. Dengan kata lain, sukses tidak akan muncul pada seseorang yang tidak bekerja keras.

Seperti dikutip laman Lifehack, kesuksesan sangat berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan individu.  Dari sejumlah pengalaman individu di seluruh dunia, ternyata terdapat tiga jenis orang yang hampir sukses dalam hal apapun. Tiga jenis orang ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi lainnya untuk dapat menjadi sosok yang berhasil dalam urusannya.

Tipe Visioner
Orang-orang seperti Galileo, Michael Jackson, John Lennon, Elon Musk, Jeff Bezos, Richard Branson, Oprah, Beyonce dan JK Rowling hanyalah segelintir dari masyarakat dunia yang berani menantang dogma. Mereka juga berani membuka jendela dunia yang bahkan tidak diketahui keberadaanya. Mereka mampu mempelajari yang tak terlihat, menyelesaikan hal "tidak mungkin", dan mendesak massa untuk memiliki visi yang lebih besar dari keadaan mereka.

Tujuan dari orang visioner sebenarnya bukan sekedar untuk meghasilkan uang, mengesankan banyak orang, bergaul dengan selebritas lain atau menjadi kuat. Mereka hanya ingin secara dramatis mengubah dunia, membantu planet ini dan memperbaiki cara hidup melalui ide-ide inovatif. Dengan demikian, cobalah menjadi individu yang visioner dan berani menantang paradigma dengan impian besar dan visi. Sebab, dengan ide, tekad, dan alat yang tepat dapat melakukan hal besar.

Tipe Kreatif
Orang kreatif akan berusaha mengikuti firasat kreatif mereka dan rasa ingin tahunya yang besar. Dari hal ini, membuat mereka sadar untuk memperkenalkan perubahan ke dalam kehidupan mereka. Bahkan, menempatkan diri dalam situasi di mana mereka lebih mungkin untuk mengalami hal yang tak terduga.
Orang-orang kreatif tidak takut untuk menghadapi ketidakpastian dan gagal beberapa kali. Hal ini karena mereka tahu bahwa segala sesuatu merupakan bagian dari proses kreatif. Kreativitas sendiri menjadi kekuatan yang menggerakkan jiwa manusia di wilayah yang tidak diketahui. Untuk itu, cobalah memulai untuk membayangkan, menemukan, menciptakan dan berkomunikasi dengan cara yang unik dan baru.

Tipe Pembelajar
Satu hal yang selalu dilakukan setiap orang sukses pada umumnya, yakni tidak pernah berhenti belajar. Mereka secara terus menerus berusaha untuk menambah keterampilan baru. Dengan demikian, diharapkan dapat menumbuhkan bisnis dan memperbaharui ide, produk atau pelayanan mereka.
Ada beberapa orang yang paling sukses harus keluar dari perguruan tinggi. Mereka pun terpaksa belajar semuanya sendiri tentang bagaimana membangun bisnis yang berkembang, berinovasi dan menciptakan teknologi revolusioner tanpa pendidikan formal.

Pikiran yang cemerlang itu muncul pada sosok Nikola Tesla, John D. Rockefeller, William Shakespeare, The Wright Bersaudara dan Benjamin Franklin, Selain itu, Thomas Edison, Henry Ford, Steve Jobs, Richard Branson, Rachael Ray, Hilary Swank, Coco Chanel dan sebagainya. Mereka merupakan bukti individu yang selalu menemukan cara untuk mendapatkan ide dengan mengajarkan diri mereka sendiri apa yang mereka perlu tahu.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari

Laut Tengah, Bukti Kebenaran Firman Allah SWT ..

Laut Mediterania atau Laut Tengah
Laut Mediterania atau Laut Tengah

Laut Tengah dihubungkan dengan Samudra Atlantik oleh Selat Gibraltar. Meski telah dipertemukan oleh Gibraltar, air dari Mediterania dan Atlantik ternyata tak mau bersatu. Secara ilmiah, sejumlah ilmuwan pada abad modern ini telah memberikan penjelasan.

Di antara penjelasan itu adalah Selat Gibraltar memiliki arus yang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini karena perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan airnya. Dalam hal ini, air dari Laut Tengah memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air di Samudra Atlantik.

Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Alhasil, arus di Selat Gibraltar bergerak ke barat menuju Samudra Atlantik.

Namun, di Samudra Atlantik, air dari dua lautan ini tetap saja ogah bercampur, seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air laut tersebut. Bahkan, batas antara kedua air dari dua lautan ini sangat jelas. Air dari Samudra Atlantik berwarna biru lebih cerah, sedangkan air dari Laut Tengah berwarna lebih gelap.

Mengapa hal itu terjadi?
Mengutip pakar kelautan, Richard A Davis Jr dalam Principles of Oceanography(1972), laman keajaibanalquran.com menjelaskan, ketika dua lautan bertemu, air dari masing-masing lautan itu tidak akan bercampur satu sama lain. Ini disebabkan oleh “tegangan permukaan”— gaya fisika yang muncul akibat perbedaan massa jenis. Maka, seperti yang terjadi di Selat Gibraltar, seolah-olah ada dinding tipis yang memisahkan air dari Mediterania dan Atlantik.

Hal paling menarik dari fenomena ini adalah Alquran telah menjelaskan hal itu jauh sebelum para pakar kelautan pada abad modern berteori. Simak surah ar-Rahman ayat 19 dan 20 yang berbunyi, “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”

Surah lain yang menceritakan fenomena tersebut terdapat pada surah al-Furqan ayat 53. “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan), yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit. Dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”

Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? Maha benar Allah Yang Mahaagung.


Rep: Wachidah Handasah/ Red: Agung Sasongko

Cara Cabut Flashdisk Tanpa "Safe Remove" di Windows ..


Kebanyakan orang akan memilih safely remove sebelum melepas flashdisk dari port USB komputer atau laptop. Tujuannya agar data-data yang ada di dalamnya tidak rusak.

Kendati bertujuan baik, "ritual" safely remove tetap memakan waktu dan bisa jadi memperlambat gerak pengguna. Terutama saat sedang terburu-buru dan ingin bertindak lebih cepat.

Sebenarnya ritual safely remove tersebut tidak wajib. Ya, setiap USB flashdisk bisa diatur agar dapat dipasang dan dilepas begitu saja tanpa harus lebih dulu memilih safely remove.

Seperti dilansir KompasTekno dari Cnet, Sabtu (12/11/2015) berikut cara mengganti pengaturan USB agar tidak pelu "safely remove" lagi.

1. Pasang USB Flashdisk

Pasang USB flashdisk di komputer atau laptop. Selanjutnya segera jalankan aplikasi Device Manager. Anda cukup menekan tombol berlogo Windows di komputer atau laptop, kemudian ketik "device manager" di bagian search bar. Maka aplikasi tersebut bisa langsung dipilih.

2. Cari Disk Drives
Cnet Bagian Disk Drives berisi daftar seluruh disk yang terhubung ke komputer atau laptopmu

Selanjutnya carilah bagian Disk Drive dan klik untuk melihat daftar disk yang terhubung ke komputer. Klik dua kali di nama USB dan akan muncul sebuah menu.

3. Pilih Quick Removal

Pada menu tersebut pilih tab Policies dan carilah bagian Removal Policy. Kemudian pilih Quick Removal (default). Dengan cara ini baik USB maupun Windows tidak akan membuat cache, sehingga flashdisk bisa langsung dilepas setelah selesai dipakai.

Cnet Opsi ini men-disable proses caching pada USB milikmu
Namun tentu saja Anda tetap tidak disarankan mencabut USB flashdisk saat sedang menggunakannya untuk menyalin data, memainkan film, atau berbagai kegiatan lainnya.

Selesaikan dulu proses menyalin data dan pastikan lampu indikator di flashdisk sudah mati sebelum Anda mencabutnya.

Microsoft Bikin Windows Baru untuk Laptop Murah ..


Microsoft dikabarkan sedang membuat sistem operasi Windows baru yang dirancang khusus untuk laptop berbanderol murah. Sistem operasi tersebut saat ini dikenal dengan istilah Windows 10 Cloud.

Pembuatan sistem operasi baru ini disinyalir sebagai upaya untuk menantang Chrome OS, yakni sistem operasi desktop buatan Google.

Artinya, jika nanti muncul laptop yang memakai sistem operasi Windows 10 Cloud, bisa diperkirakan bahwa harganya tidak akan jauh dari laptop-laptop Chrome OS.

Saat ini referensi mengenai varian baru Windows itu sudah muncul dalam Windows 10 test build. Referensi tersebut hanya menyebutkan nama produk Cloud dan CloudN.

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari The Verge, Kamis (2/2/2017), keduanya nama tersebut merujuk pada Windows 10 Cloud yang sama, namun berbeda versi. Akhiran N digunakan untuk menunjukkan versi yang tidak menggunakan Media Player bawaan.

Informasi lain yang diketahui adalah kemungkinan bahwa Windows 10 Cloud bisa menggunakan berbagai aplikasi universal dari Windows Store.

Saat ini belum jelas kapan Microsoft bakal benar-benar meluncurkan Windows 10 Cloud. Namun bisa saja raksasa piranti lunak itu merilisnya dalam waktu dekat, misalnya bersamaan dengan rencana pembaruan Windows 10 di akhir tahun ini.

Nama Windows 10 Cloud sendiri hanya merupakan sebutan saja dan tidak berarti sistem operasi tersebut ditenagai komputasi awan. Jika sistem operasi tersebut benar meluncur, bisa jadi Microsoft akan memakai nama lain.

Bisnis Facebook Mulai Temui Titik Jenuh ..


Pertumbuhan bisnis Facebook memang tak kenal jeda, tapi pendapatannya bisa dibilang berada pada titik jenuh. Selama kuartal IV 2016, Facebook mencatat pendapatan 8,81 miliar dollar AS atau setara Rp 117 triliun. 

Angka itu memang lebih tinggi ketimbang perkiraan para analis yang cuma mematok Rp 8,51 miliar dollar AS atau setara Rp 113 triliun, sebagaimana dilaporkan Recode dan dihimpun KompasTekno, Jumat (3/2/2017).

Angka itu juga meningkat 52 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015. Namun, pertumbuhan itu melambat jika dibandingkan dengan kuartal ketiga dan kedua 2016.

Pada kuartal ketiga 2016, pendapatan Facebook naik 55 persen ketimbang kuartal yang sama pada 2015. Bahkan, kuartal kedua 2016 mencatat peningkatan pendapatan lebih besar yakni 59 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Mayoritas mobile

Terlepas dari perlambatan tersebut, Facebook tetap memegang posisi sebagai media sosial dengan pendapatan paling besar saat ini. Mayoritas pendapatan itu, yakni 84 persen, diperoleh dari iklan mobile.

Berarti, dari pemasukan sebesar 8,81 miliar dollar AS, sebanyak 7,25 miliar dollar AS (Rp 96 triliun) dikumpulkan dari akses mobile. Ini bisa dibilang pencapaian besar bagi Facebook.

Pasalnya, jejaring sosial itu pertama kali diperkenalkan sebagai platform berbasis PC. Butuh waktu dan inovasi besar untuk mengubah kebiasaan pengguna mengakses Facebook di PC menjadi mayoritas di mobile.

Facebook pun gencar menebar iklan di platform-nya. Selain melalui linimasa, Page, Messenger, dan video, berikutnya Facebook juga berencana memasang iklan untuk layanan televisi streaming yang hendak dikembangkan.

Diketahui, saat ini pengguna aktif bulanan alias monthly active users (MAU) Facebook mendekati angka 2 miliar. Mayoritasnya mengakses via perangkat mobile seperti smarpthone dan tablet.

Motor Baru Honda, Kawin Silang Sport Mini dan Skuter ..

Honda melakukan terobosan dengan memasuki segmen baru di salah satu pasar sepeda motor terbesar dunia, India. Memanfaatkan ajang Auto Expo 2016 di Greater Noida, India, (3/2/2016), diluncurkan NAVi, skuter 110 cc dengan tampang mirip Honda Grom atau MSX 125 di negara lain.

Cukup unik, terasa seperti mengawinkan dua genre, yakni sport mini dan Skutik. Honda India memang mengakui bahwa sepeda motor ini memasuki segmen baru, menyasar pembeli berusia muda. Sepeda motor yang 100 persen dikembangkan Honda R&D India ini diklaim cocok digunakan sebagai kendaraan sehari-hari dan sedikit bumbu petualangan.
motorbeam Dipasarkan dengan tiga varian yang bisa dipilih, dan itu pun masih bisa dikustom sesuai keinginan.
Honda NAVi hadir dalam tiga varian, Street, Adventure, dan Off-road yang masing-masing diberikan lima warna berbeda. Ada opsi untuk mengkustom, sehingga pembeli bisa merombaknya sesuai karakter pribadi, macam mobil merek MINI yang punya ratusan jalan untuk mengkustom.

Pilihan mesin 110 cc silinder tunggal dirasa cukup. Tenaga yang dihasilkan mencapai 7,8 tk @7.000 rpm dan torsi 9 Nm @5.500 rpm. Di India, mesin ini juga dipakai Skutik Honda Active. Secara dimensi NAVi punya panjang 1.805 mm, lebar 748 mm, tinggi 1.039 mm, dan jarak sumbu roda 1.286 mm.


motorbeam Versi terendah, bagian tengah bolong sebagai pijakan kaki.
Ground clearance cukuptinggi, 156 mm, yang memastikan sepeda motor cukup untuk diajak di jalanan perkotaan dengan berbagai kondisi. Bobot ringan, cuma 101 kg dengan kapasitas tangkai 3,8 liter. Honda India menawarkan NAVi dengan banderol 39.500 rupee atau setara Rp 7,9 jutaan.

Spesifikasi Honda NAVi:
Engine – 110cc, single-cylinder
Transmission – Automatic (V-matic)
Maximum power – 7.8bhp at 7000rpm
Maximum torque – 9Nm at 5500rpm
Front tyre – 90/90 – 12-inch
Rear tyre – 90/100 – 10-inch
Brakes – 130mm drum both at front & rear
Frame – Under born type
Suspension – Telescopic at front & Spring-loaded hydraulic at rear
Top-speed – 81kmph





Honda Luncurkan Motor Bergaya "Chopper" ..

Bila Astra Honda Motor (AHM) hari ini meluncurkan Africa Twin, Honda Thailand malah resmi meluncurkan Honda Rebel 300 dalam gelaran Bangkok Motorbike Festival (BMF) 2017. Sepeda motor bergaya cruiser ini datang untuk melengkapi model Rebel 500 yang lebih dulu hadir pada 2016 lalu.

Tampilan Rebel 300 tidak berbeda jauh dengan model 500. Sasis dan frame masih sama, bahkan sektor kaki-kaki juga tidak ada perbedaan yang masih menggunakan ban besar dengan pelek 16 inci baik di depan dan belakang.

Dilansir dari Massautocar, Rebel 300 mengusung mesin satu silinder dengan kapasitas 286 cc layaknya Honda CBR300R. Mesin tersebut dikawinkan dengan sistem transmisi enam percepatan manual, namun sayangnya tidak ada data spesifik mengenai tenaganya.

Kemasan Rebel cukup unik, konsep cruiser dihadirkan melalui setang kemudi ala motor touring. Tangki dibuat mengikuti gaya old school dengan tema teardrop, sedangkan posisi jok dibuat sedikit lebih ke dalam yang membuat sensasi berkendara layaknya sebuah Chopper.
massautocar.com Honda Rebel 300

Honda Thailand meluncurkan Rebel 300 dalam pilihan warna, yakni abu-abu, putih, merah, dan hitam, dengan bandrol 145.000 baht atau Rp 55 juta.

Bagi konsumen pecinta kustom, tersedia model edisi terbatas, yakni Honda Rebel Raw Edition Red dan Black. Keduanya dipasarkan mulai Rp 58 juta-Rp 69 jutaan. 



Mengapa Perokok Cenderung Tak Peduli Bahaya Rokok?


 
 
Informasi akan bahaya rokok sudah bertebaran di mana-mana, meski begitu para perokok cenderung tidak peduli bahaya rokok bagi kesehatan. Jumlah perokok kelompok usia produktif di Indonesia juga terus bertambah.

Menurut dr.Andri Sp.KJ, orang yang sudah kecanduan rokok akan sulit melihat bahaya rokok. "Ada istilahnya kita tahu secara kognitif, tapi perilaku kita tidak tahu. Banyak juga dokter yang secara keilmuan sudah tahu bahayanya tapi tetap merokok," katanya.

Kita mungkin sudah sering mendengar sulitnya berhenti merokok. Bagi mereka yang sudah lama merokok, apalagi dalam jumlah banyak, lepas dari rokok berarti rasa kesenangannya berkurang.

"Rokok bekerja di sistem saraf pusat, berkaitan dengan dopamin dan pusat rasa kesenangan (pleasure). Daerah di otak itu biasanya sudah terpengaruh jika seseorang sudah kecanduan, jadi sulit lepas," kata psikiater dari RS Omni Alam Sutera Tangerang ini.

Andri mengatakan, kebanyakan perokok sudah lama ingin menghentikan kebiasaan buruknya, tetapi kesulitan.

"Bisa karena kelompoknya kebanyakan perokok atau saat ingin berhenti timbul efek samping seperti gemuk atau gejala putus nikotin," katanya.
Gejala putus nikotin yang akan dirasakan perokok saat berusaha berhenti merokok antara lain merasa tidak nyaman, tidak bisa berkonsentrasi, tidak bergairah, atau nafsu makan bertambah.
Pada orang yang tidak bisa melewati fase tersebut, umumnya mereka akan menyerah dan mulai merokok lagi.

"Berhenti merokok bisa berhasil kalau ada niat dan motivasi yang besar," ujar Andri.

Alasan Mengapa Kita Perlu Menghormati Kiai ..

Oleh: Wartawan Republika, Erdy Nasrul‎

Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Hasyim Asy'ari pernah berguru kepada Kiai Khalil Bangkalan. Ketika itu Kiai Hasyim bukan hanya belajar membaca kitab. Kiai Khalil memintanya mengurus ternak kambing dan sapi.

Suatu ketika Kiai Hasyim melihat Kiai Khalil terdiam. ‎Santri yang kelak mendirikan ormas Islam besar di Indonesia itu memberanikan diri bertanya, "Ada apa Pak Kiai?" Lalu Kiai Khalil menjawab, dia sedih karena cincin istrinya terjatuh di kamar mandi dan masuk ke dalam tempat pembuangan akhir.

Tanpa berpikir panjang, Kiai Hasyim muda bergegas masuk ke tempat pembuangan itu tanpa merasa jijik. Dia menemukan perhiasan tersebut dan mengembalikannya ke Kiai Khalil.

Masya Allah, sang kiai bahagia sekali. Kiai Khalil lalu mendoakan, semoga Kiai Hasyim menjadi orang yang bermanfaat. Ilmunya berguna bagi masyarakat luas.

Doa tersebut pun dikabulkan Allah. Mbah Hasyim, sapaan akrab di kalangan Nahdliyin, adalah pahlawan karena jasanya menghimpun ulama untuk mengeluarkan fatwa melawan penjajahan Belanda yang dikenal dengan Resolusi Jihad. Beliau juga dikenal karena mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.

Jika mendatangi sejumlah pesantren, maka siapa pun akan menemukan para santri menghormati kiainya. Ada yang mencium tangan kiai. Ada juga yang membukakan atau memberikan jalan untuk mempersilakan kiai atau keluarga kiai lewat terlebih dahulu.

Bahkan tak hanya membukakan jalan. Santri juga berdiri menundukkan kepala ‎hanya untuk mempersilakan sang guru lewat.

Ini adalah tradisi yang sudah lama ada di pesantren, lembaga pendidikan asli Indonesia. Cara menghormati guru yang biasa mereka sapa ustaz dalam bahasa Arab atau kiai dalam bahasa Jawa tidak berlebihan.

Penghormatan ini bukan karena kiai mempunyai lahan pesantren yang luas. Bukan pula karena dia kaya. Kiai dihormati ribuan, bahkan puluhan ribu santrinya, dan masyarakat sekitar pesantren, karena ilmunya.

Kiai mengajarkan santrinya gramatika bahasa Arab‎, fikih, logika, tasawuf, dan banyak lagi. Ilmu itu bukan sebatas pengetahuan, tapi juga membentuk kepribadian. Santri mengerti, bagaimana etika menghormati orang tua dan muda. Mereka memahami bagaimana harus bersikap terhadap orang lain, termasuk orang asing.

Ada satu keyakinan unik di balik tradisi menghormati ini. Kalau tidak menghormati kiai maka ilmunya tidak berkah. Mereka terancam tidak akan bermanfaat saat hidup bermasyarakat.

Sebuah kitab menginspirasi mereka untuk menghormati kiai, Ta'limul Muta'allim Thariqah Litta'allum. Pengarangnya adalah Syeikh Azzarnuji. Ini adalah panduan bagi pelajar bagaimana cara menuntut ilmu.

Mereka yang baru saja menjadi santri biasanya mempelajari kitab ini. Tujuannya untuk memudahkan para santri menimba ilmu dengan baik.

Satu bagian dalam kitab itu mengajarkan tentang menghormati guru. Di antaranya, ‎santri tidak berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat gurunya, tidak memulai bicara kecuali dengan izin guru‎, tid‎ak bertanya sesuatu bila guru sedang capai atau bosan, dan masih banyak lagi.

Syeikh Azzarnuji menulis, salah satu syarat sukses menuntut ilmu adalah mendapatkan keridhaan guru. Kiai Hasyim adalah contoh santri yang berhasil mendapatkan ridha kiai, sehingga menjadi orang besar.

Belum lama ini masyarakat menyoroti Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Ma'ruf Amin. Alim (orang berilmu) asal Banten ini dihardik dalam sebuah persidangan.

Tak hanya itu, kehidupan pribadi Kiai Ma'ruf terkait pasangan hidupnya, sempat menjadi isu di media sosial (medsos). Banyak pengguna medsos menjadikan isu ini sebagai pembicaraan untuk merendahkan Kiai Ma'ruf.

Saya mengkhawatirkan, kejadian tersebut menjadi tanda masyarakat sekarang ini tak bisa menghormati ulama. Mereka merasa ada figur yang lebih terhormat, beruang, dan berjabatan tinggi, sehingga tak perlu lagi menghormati ulama.

Karena tak perlu dihormati, ada yang merasa tak perlu lagi menambahkan gelar kiai, ustaz, habib, sebelum menulis nama ulama. Tak heran bila akhir-akhir ini, sebagian media massa tak menyebutkan kiai ketika menulis nama Kiai Ma'ruf Amin. Hal yang sama juga terjadi ketika menulis nama Habib Rizieq Shihab dan Ustaz Bachtiar Nasir. Entah apa alasan di balik itu semua.

Tak ada salahnya masyarakat modern belajar dari pendahulu. Pembelajaran seperti itu merupakan bagian dari sejarah. Sejarawan Ibnu Khaldun menuliskan dalam Mukaddimahnya, sejarah tak hanya cerita masa lalu. Di dalamnya ada perumpamaan, pengalaman, dan hikmah, untuk menjadi pelajaran masyarakat saat ini.

Sejarah telah menjadikan Islam belajar dari peradaban terdahulu, sehingga menjadi besar pada abad kedelapan Masehi. Sejarah membuat Indonesia bersemangat untuk lepas dari penjajahan, sehingga merdeka pada 1945.

Tak ada salahnya masyarakat sekarang ini kembali mempelajari sejarah, di antaranya tentang perjalanan hidup Mbah Hasyim. Salah satu tujuannya adalah agar bermanfaat dan tidak kualat kepada ulama, kiai, ustaz, atau guru, yang telah mencerdaskan banyak orang. Mari sama-sama belajar.

6 Alasan Sehat Mengapa Anda Harus Bangun Pagi ..


 
 
Beberapa orang benci bangun pagi dan memilih untuk bangun lebih siang. Namun, ada baiknya untuk menghilangkan prilaku itu dan mengubahnya sekarang juga. Pasalnya, bangun pagi terbukti mampu meningkatkan kesehatan.
 
"Bangun pagi membuat manusia lebih konsisten dengan siklus jam biologisnya," kata Alcibiades J. Rodriguez, MD, asisten profesor, Departemen Neurologi, NYU Langone Comprehensive Epilepsy Center-Sleep Center.

"Sinar matahari adalah stimulan paling kuat dalam memberi energi dan meningkatkan mood Anda, sehingga Anda bisa memulai aktivitas dengan tubuh Anda lebih segar."

Bangun lebih awal mungkin tidak langsung menyebabkan adanya perbaikan kesehatan, tapi dapat membantu orang beradaptasi pada kebiasaan sehat yang dapat membantu meningkatkan kehidupan mereka secara keseluruhan.

"Saya menemukan bahwa orang yang bangun pagi lebih mampu membuat pilihan hidup yang lebih sehat," kata Jeff Sanders, penulis buku The 5 AM Miracle.
"Mereka lebih cenderung untuk berolahraga di pagi hari, makan sarapan yang sehat, dan memiliki waktu untuk membaca, yoga, doa, meditasi, atau kebiasaan sehat lainnya."

Jika Anda sedang mencari alasan untuk mulai bangun pagi, berikut enam manfaat kesehatan yang dapat dijadikan pertimbangan.

1. Anda Akan Terpancing untuk Berolahraga
Menurut Women's Health, sebuah studi yang disajikan dalam pertemuan tahunan Associated Professional Sleep Societies LLC menemukan bahwa bangun pagi cenderung untuk tidak melewatkan olahraga.
"Seperti yang terjadi pada diri saya, klien saya, dan orang yang bangun pagi lainnya. Jika tidak berolahraga di pagi hari, secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk tidak berolahraga sama sekali," kata Sanders.
"Jadi, membiasakan diri untuk berolahraga rutin setiap pagi akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan energi, kekuatan, dan banyak lagi."

2. Sarapan Lebih Baik
"Jika pernah bangun kesiangan, Anda pasti lebih memilih untuk mengambil donat sebagai bekal perjalanan bukannya mempersiapkan sarapan sehat," kata Sanders.
"Bangun pagi cenderung memberi cukup waktu untuk mempersiapkan sarapan yang menjadi sumber nutrisi dan energi."
Satu penelitian dari Northwestern University menemukan bahwa orang yang tidur larut malam akan makan dua kali lebih banyak makanan cepat saji dan setengah jumlah buah-buahan dan sayuran dibanding orang yang tidur lebih awal.

3. Suasana Hati Membaik
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Emotion menemukan bahwa orang yang bangun pagi lebih bahagia.
Meskipun alasannya belum jelas, para peneliti menduga itu terjadi akibat mereka memusatkan kegiatan pada pagi hari. Sehingga kegiatan menjadi lebih cepat selesai dengan memberlakukan jadwal kegiatan dari jam 8 pagi sampai 5 sore.

4. Menjadi Lebih Proaktif
Ternyata, pepatah yang mengatakan "burung yang bangun lebih awal akan mendapatkan cacing" itu benar.
Studi dari Harvard Business Review menemukan bahwa orang-orang yang bangun pagi lebih banyak memiliki tujuan dan akan merasa lebih bertanggung jawab membuat tujuan tersebut menjadi kenyataan. Mereka juga cenderung untuk mendapatkan nilai dan pekerjaan yang lebih baik.

5. Lebih Waspada
Jika Anda bangun di pagi hari tepat sebelum bekerja atau sekolah, Anda mungkin akan mengalami kondisi bernama sleep inertia yakni perasaan pening dan kurang bersemangat.
Bangun tiba-tiba dapat membahayakan fungsi mental Anda seperti diantaranya menurunkan produktivitas dan memori.
Sehingga, ada baiknya memberikan diri Anda beberapa saat untuk menyesuaikan diri sebelum terjaga dan berangkat menuju sekolah atau kantor dapat membantu meningkatkan kinerja Anda.

6. Jadwal Tidur Lebih Konsisten
"Kebiasaan bangun pagi yang sukses jelas memiliki waktu tidur lebih awal dan bangun pagi yang konsisten. Sehingga membuahkan kualitas istirahat yang butuhkan," kata Sanders.
"Fokus untuk bangun pagi dengan pola tidur berkualitas tinggi yang konsisten, secara dramatis dapat meningkatkan kesehatan Anda dengan sendirinya."
Meskipun fungsi tubuh setiap individu memiliki jam yang berbeda, kebanyakan orang berfungsi optimal saat tidur mereka disinkronkan dengan ritme jam biologis alami.
Jangan ragu untuk coba kebiasaan ini dan melihat bagaimana perasan Anda setelahnya. Mungkin Anda akan dihadapkan dengan kejutan yang menyenangkan.

Bangun Pagi Bikin Hidup Lebih Sukses dan Bahagia ..


\
Ada alasan baik untuk selalu bangun pagi. Orang "pagi" dilaporkan lebih bahagia dan sehat dibandingkan orang "malam". Begitu hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal Emotion.
 
Para CEO dari perusahaan ternama yang super sukses pun ternyata punya kebiasaan bangun pagi. Salah satunya adalah Tamara Hill-Norton, pendiri dan direktur kreatif Sweaty Betty.

Pukul 8:15 pagi dia sudah membuat smoothie bayam, buah beri, chia seed dan alpukat. Kemudian ia mandi dan siap bersepeda 8 km menyusuri sungai menuju kantor. "Bangun pagi membuat saya siap menakhlukkan hari," katanya.

Kemudian ada Eric Posner, salah satu pendiri studio Swerve Fitness di New York City. Pukul 9 pagi ia tak hanya sudah membuat smoothie dan berkeringat sehabis olahraga, ia sudah mandi, memasak sarapan dan menulis dua jurnal.

"Saya lebih bahagia, otak terasa lebih tajam dan lebih fokus pada hal-hal yang ingin saya lakukan dan capai," katanya.

Bangun pagi itu sejatinya tak hanya berlaku untuk para elit di dunia kebugaran. Tubuh kita sebenarnya memang dirancang untuk berfungsi di pagi hari. Jam biologis kita dengan segera menyuruh bergerak di pagi hari supaya mendapat cahaya berkualitas untuk mencegah penyakit seperti kekurangan vitamin D, penyakit musiman, kegemukan dan sebagainya.

Memang ada pula orang yang sangat sukses yang aktif di malam hari. "Manusia sebenarnya adalah makhluk siang hari. Itu artinya kita paling lelah pada pukul 2 pagi dan 2 siang," kata Mike Varshavski, dokter kesehatan keluarga di Overlook Medical Center di Summit, NJ.

Tubuh kita memang memiliki jam biologis, sistem tubuh yang mengatur waktu kelelahan dan kewasapadaan kita. Masalahnya, kehidupan moderen dapat merusak jam di dalam tubuh itu.

Hal-hal seperti giliran kerja malam, media sosial, tetangga yang berisik, bos penuntut, acara TV larut malam sering membuat kita terjaga dan itu bukan ritme tubuh alami kita.

"Jika kita tidur nyenyak dan sanggup berfungsi baik saat malam, tidak perlu bangun pagi jika tidak ingin," kata Varshavski.

Tetapi, bagi mereka yang bangun sebelum pukul 7 pagi memiliki risiko lebih rendah terkena stres, depresi dan obesitas menurut studi dari University of London.

Studi lain juga menemukan orang yang menikmati kegiatan di luar ruangan di pagi hari memiliki indeks massa tubuh lebih rendah dibandingkan mereka yang keluar rumah di siang hari.

Ingin jadi orang "pagi" tapi tak bisa? Anda tak sendiri. "Saya masih berjuang tetapi tak pernah menyesal bangun pagi," kata Posner. "Butuh waktu untuk terbiasa tapi begitu biasa, Anda akan tahu betapa bagus perasaan sepanjang hari," katanya.

Setelah biasa bangun pagi, berikan pula konsistensi. "Menciptakan ritme stabil adalah langkah paling penting. Satu kesalahan lazim adalah mencoba "membayar" tidur di akhir pekan. Jika Anda tidak mengikuti pola kebiasaan tidur, tubuh tidak dapat beradaptasi dengan benar dan ini akan merusak rutinitas pagi hari," katanya.

Salah satu cara mudahnya adalah dengan pergi tidur dan bangun di waktu yang sama setiap malam selama sepekan dan perhatikan bagaimana rasanya. Segera lakukan dan pasang alarm untuk mewujudkannya.

The World Its Mine